Filosofi Polo Kependem Bagi Masyarakat Jawa Hingga Khasiatnya Untuk Tubuh Manusia
"Masyarakat yang tinggal di luar Jawa mungkin tidak familiar dengan istilah polo kependhem. Makanan ini merujuk pada umbi-umbian yang menjadi salah satu sumber karbohidrat. Tak hanya mengenyangkan, polo kependhem juga memiliki filosofi dan khasiat untuk kesehatan, lho!"Diterbitkan oleh : Windri Astuti - 21/08/2024 08:46 WIB
3 Menit baca.
Ada berbagai jenis polo kependhem, beberapa di antaranya ketela pohon (singkong), ketela rambat, uwi, ganyong, gembili, suwek, talas, gadung dan lain-lain. Polo kependhem tidak hanya dijual di desa saja, melainkan di kota-kota besar seperti Surabaya, Solo, Jogja dan banyak lainnya.
Sumber gambar: jybmedia.com
Pada tahun 1960-an, kelompok umbi-umbian ini sempat menjadi bahan makanan pokok hampir di seluruh nusantara karena saat itu beras sangatlah langka akibat serangan hama dan tikus. Sementara pada era modern makanan ini tidak lagi dibudidayakan sebagai komoditas utama oleh petani. Tentunya karena beras sudah lebih mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau. Polo kependem menjadi tanaman sampingan yang kemudian banyak diolah sebagai makanan camilan atau jajanan tradisional.
Bagi masyarakat Jawa, polo kependem memiliki filosofi yaitu ‘netheli barang sing olo’ artinya menanggalkan hal-hal yang buruk, sedangkan ketela pohon atau kaspe memiliki filosofi ‘karepe sepi ing pamrih’ artinya berniat melakukan sesuatu tanpa pamrih. Dilihat dari hal-hal tersebut mengartikan bahwa manusia hidup di dunia bisa tetap bertahan dalam menjalani kehidupan di tengah-tengah kehidupan modernisasi.
Sumber gambar: elvinprasetya15.blogspot.com
Polo kependem juga dijadikan tumpeng untuk sebuah sajian saat upacara ritual yang dilengkapi dengan berbagai bahan makanan lain seperti jagung rebus, pisang rebus, kedelai rebus serta berbagai buah-buahan dari tanaman merambat seperti pepaya dan wuluh. Bentuk tumpeng polo kependem tidak sama dengan tumpeng pada umumnya, tetapi bentuknya sejajar yang diartikan sebagai kehidupan manusia yang sederajat dan asal manusia yang sejajar atau tidak ada perbedaan derajat apalagi kasta.
Makanan khas kuliner masyarakat Jawa ini mudah ditemukan di pasar atau warung-warung di desa. Namun, untuk warga Solo dapat menjumpainya di Pasar Gede Solo yang merupakan pusat kuliner tradisional. Tak hanya itu, berbagai hidangan makanan, cemilan, minuman dan banyak lainnya turut ikut menjadi santapan yang menggiurkan.
Sedangkan dalam ranah kesehatan, polo kependem menyimpan kandungan yang kaya akan nutrisi, seperti karbohidrat, protein, fosfor, vitamin dan lain-lain. Hal tersebut membuat cemilan ini dapat mengatasi beberapa masalah kesehatan, di antaranya: menurunkan berat badan; menjaga kesehatan mata; meningkatkan kinerja otak; melindungi sistem pencernaan, berpotensi melawan kanker, mengatasi diabetes, dan banyak lainnya.
Polo kependem dapat diolah dengan mudah seperti direbus, digoreng, dikukus yang dijadikan sarapan pagi. Bahkan, polo kependem juga dijadikan keripik, kue, donat dan kolak yang menyegarkan untuk buka puasa.
Sumber: