Warga Kampung Jagalan DIY Bagikan Gratis Ratusan Jamu Untuk Imun Tubuh
"Secara swadaya, warga Kampung Jagalan, Kelurahan Purwokinanti, Pakualaman, Yogyakarta, membuat ratusan gelas jamu untuk imun tubuh kemudian dibagikan secara gratis kepada warga sekitar"Diterbitkan oleh : Farida - 02/09/2022 09:10 WIB
3 Menit baca.
Pandemi Covid-19 memunculkan banyak cerita tentang meningkatnya popularitas jamu. Hal ini terkait dengan khasiat jamu yang terbukti bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Selain sentra-sentra jamu yang kebanjiran pesanan, ada satu kisah unik tentang warga di sebuah kampung di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang secara swadaya memproduksi ratusan gelas jamu peningkat imun tubuh kemudian dibagikan gratis ke warga sekitar.
Sumber: www.timesindonesia.co.id
Warga yang secara swadaya memproduksi jamu gratis itu adalah warga Kampung Jagalan, Kelurahan Purwokinanti, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta, DIY. Kisah unik ini terjadi pada bulan April 2020 lalu saat kasus penularan Covid-19 di Indonesia masih sangat tinggi.
Dikutip dari laman krjogja.com, kegiatan gotong royong membuat jamu itu dilaksanakan pada Rabu 8 April 2020. Tujuan utamanya adalah membuat jamu peningkat imun tubuh untuk warga di Kampung Jagalan. Imun tubuh yang kuat membantu membentengi tubuh dari penularan Covid-19.
Sumber: https://jogja.tribunnews.com/
Kampung Jagalan adalah sebuah perkampungan padat yang berlokasi di sepanjang Sungai Code. Rumah antar-warga bisa dibilang cukup berdekatan sehingga kampung tersebut rentan penularan Covid-19. Oleh karena itu, warga di sana tidak hanya menerapkan protokol kesehatan secara ketat, namun juga berusaha membentengi diri dengan rutin mengonsumsi jamu.
Menurut keterangan salah satu tokoh masyarakat Kampung Jagalan, Dwi Saryono, kegiatan tersebut adalah kolaborasi bersama warga Kampung Tanggap Bencana (KTB). Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu pun sangat mudah ditemukan dan biasa digunakan warga setempat.
Saryono mengungkapkan bahan-bahan yang dipakai seperti jahe, kencur, kunir, temulawak, kapulaga, cengkih, serai, kayu manis, dan daun jeruk nipis. Saryono juga mengungkapkan harapan mengenai kegiatan bagi-bagi jamu itu bisa dilakukan setiap hari agar bisa maksimal meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat.
Karena pada waktu itu kondisi pandemi masih mengkhawatirkan, maka warga yang ditugaskan memasak jamu sangat dibatasi. Kebanyakan yang memasak jamu adalah ibu-ibu dan dibatasi hanya lima orang saja. Mengutip Media Indonesia, Ketua RW 01 Kampung Jagalan, Elisa Agus Setiyono, mengungkapkan dalam sehari bisa menghabiskan 5kg jahe dan 2,5kg bahan-bahan lainnya.
Gerakan swadaya masyarakat ini tidak hanya berupa kegiatan membagikan jamu peningkat imun siap minum saja, tetapi juga membagikan bahan mentah yang sudah dipotong sesuai porsi. Nantinya warga diharapkan merebus bahan jamu secara mandiri.
Elisa menambahkan, selain berusaha membuat jamu untuk dibagikan gratis selama pandemi, warga Kampung Jagalan juga rutin melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan kampung. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara swadaya oleh para warga.
Minum Jamu Selama Pandemi Sesuai Dengan Imbauan Pemerintah
Gerakan yang dilakukan warga Kampung Jagalan ini sesuai dengan imbauan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dikutip dari laman resmi Kemenkes, pada 2020, surat edaran dikirimkan kepada seluruh pemerintah daerah terkait imbauan pemanfaatan pengobatan tradisional untuk menghadapi pandemi. Pengobatan tradisional yang dimaksud termasuk jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Dalam surat edaran itu seluruh masyarakat Indonesia diimbau untuk memanfaatkan pengobatan tradisional sebagai wujud pemeliharaan kesehatan, pencegahan, dan perawatan.
Dalam edarannya Kemenkes juga memberi peringatan bahwa penggunaan obat tradisional harus sesuai aturan yang berlaku. Untuk produk-produk herbal bermerk harus sudah memiliki izin edar BPOM.
Selain itu, pengobatan tradisional tidak disarankan untuk keadaan gawat darurat dan keadaan yang memiliki potensi membahayakan jiwa seseorang.