Merawat Jamu dari Generasi Ke Generasi
"Pengobatan tradisional masih melekat erat dan tak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Meskipun obat-obatan modern berkembang lebih pesat, khasanah obat tradisional dalam bentuk jamu tak kalah bersaing dan tetap menjadi pilihan"Diterbitkan oleh : administrator - 21/02/2020 14:29 WIB
1 Menit baca.
Eksistensi jamu layak diacungi jempol. Banyak masyarakat yang masih kukuh mempertahankan jamu di era yang terbilang modern ini. Salah satunya yaitu Ibu Sugiati (53) yang menjajakan bahan-bahan jamu di Pasar Gede Solo. Warga asli Sukoharjo ini juga penikmat jamu dari usia belia hingga sekarang menginjak usia kepala lima. Beliau mengaku bahwa jualan jamu sudah dirintis oleh ibunya sendiri dan diturunkan kepadanya. Kesetiaan keluarganya berjualan jamu memberi warna pada kehidupan Ibu Sugiati. Masa susah maupun senang pernah dihadapinya. Berbagai lika-liku jalan telah Beliau lewati seiring perkembangan jamu di Indonesia.
Setiap hari ibu Sugiati menempuh perjalanan dari Sukoharjo menuju Pasar Gede Solo. Ditemani seorang anak perempuan, beliau berangkat pukul 6 pagi dan pulang pukul 3 sore dengan sepeda motor. Aneka bahan jamu yang beliau jajakan berupa bahan kering, basah, rempah-rempah, jamu sachet, dan masih banyak lainnya.
Jamu telah tertanam dalam benak beliau, terlebih beliau sendiri adalah penikmat jamu. Ketika anaknya tidak mau makan, beliau memberinya jamu temuireng dan jamu temulawak untuk membunuh cacing dan menambah nafsu makan. Tidak ada kendala berarti yang dihadapi selama ini. Menjadi penjual jamu adalah pekerjaan yang dirasa cocok untuk beliau.
“Ya gimana ya mbak, ya dulu pokoknya yang cocok itu” Ujar Ibu Sugiati.
Turut serta ambil bagian untuk melestarikan jamu menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi beliau. Memiliki pelanggan setia baginya adalah suatu bonus. Ada kebahagiaan yang dirasakan karena beliau dapat membantu menyediakan obat untuk kesembuhan pelanggan, meskipun pelanggannya hanya membeli satu jenis bahan jamu.
Menanggapi jamu di kalangan anak muda, Ibu Sugiati memberikan saran agar penyajiannya mengikuti trend saat ini.
“Anak-anak sekarang kan minum jamu susah ya, Mbak. Maunya yang simpel-simpel aja. Ya biar anak-anak sekarang bisa mengenal jamu mungkin tempat penyajiannya yang harus diganti lebih simpel” Ujar Ibu Sugiati sembari tertawa lepas.