Jamupedia

Saintifikasi Jamu, Pembuktian Jamu di Ranah Ilmiah

"Jamu memang sudah secara turun temurun digunakan untuk memelihara kesehatan dan mengobati penyakit, tetapi belum banyak yang didukung dengan bukti ilmiah terkait khasiat dan keamanan dari bahan tanaman pembuatnya. Karena itulah, proses saintifikasi jamu perlu dilakukan untuk menyediakan bukti ilmiah tentang manfaat dan keamanan jamu, khususnya terkait dengan penggunaan jamu untuk komunitas (Danang Ardianto, dokter di Klinik B2P2TOOT)"

Diterbitkan oleh : Farida  -  28/05/2021 18:02 WIB

3 Menit baca.

Pengetahuan masyarakat tentang tanaman yang berkhasiat untuk obat telah dibuktikan secara empirik turun temurun sejak zaman nenek moyang. Kearifan lokal dalam bidang pengobatan ini ternyata perlahan mulai bisa dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara saintifik melalui proses saintifikasi jamu.

Sumber gambar: www.kompasiana.com

Saintifikasi jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan. Proses saintifikasi jamu hanya dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang telah mendapatkan izin atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, yaitu pasal 6 Permenkes  003/2010. 

 

 

Salah satu lembaga yang terus melakukan upaya saintifikasi jamu adalah B2P2TOOT, sebuah lembaga penelitian yang ada di bawah Kementrian Kesehatan RI. Sampai saat ini, sudah ada 11 jamu saintifik yang telah dihasilkan oleh B2P2TOOT, yaitu: 

  1.   Jamu Kencing Manis

https://www.youtube.com/watch?v=hIan3n73Evo

  1.   Jamu Asam Urat

https://www.youtube.com/watch?v=vL2UAYaHD2g&t=2s

  1.   Jamu Tekanan Darah Tinggi

https://www.youtube.com/watch?v=vQn2G75nDYI&t=2s

  1.   Jamu Radang Sendi

https://www.youtube.com/watch?v=k-ZbJvx0RQ0&t=2s

  1.   Jamu Kebugaran

https://www.youtube.com/watch?v=gPcGpofbaPw

  1.   Jamu Penurun Berat Badan

https://www.youtube.com/watch?v=Wl4v-74v47A&t=2s

  1.   Jamu Gangguan Fungsi Hati

https://www.youtube.com/watch?v=hjP6IiSJYqw&t=4s

  1.   Jamu Maag/Gangguan Lambung  

https://www.youtube.com/watch?v=aBtCTtRsWB4&t=2s

  1.   Jamu Wasir

https://www.youtube.com/watch?v=dhrXvEcPsm0&t=3s

  1.   Jamu Batu Saluran Kencing

https://www.youtube.com/watch?v=pXoUp-i3t4c&t=4s

  1.   Jamu Kolesterol Tinggi

https://www.youtube.com/watch?v=PFw9jfUQr3w

 

Proses saintifikasi untuk satu jenis jamu membutuhkan waktu 2-3 tahun. Tahap pertama dalam program saintifikasi jamu adalah melakukan studi etnomedisin dan etnofarmakologi pada kelompok masyarakat etnis tertentu. Tujuannya untuk mendapatkan data dasar tentang jenis tanaman, ramuan tradisional, dan kegunaan ramuan tersebut. Studi etnomedisin dan etnofarmakologi inilah yang nantinya akan menjadi dasar untuk melakukan identifikasi jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, ramuan tradisional yang dipakai, dan indikasi dari setiap tanaman maupun ramuan. Data dasar ini kemudian akan menjadi bahan dasar pembuktian ilmiah lebih lanjut yang akan dikaji oleh para ahli farmakologi herbal. 

Lalu apakah jamu-jamu yang selama ini sudah terbukti secara empirik memberikan manfaat untuk kesehatan masih perlu dilakukan saintifikasi lagi? 

“Saintifikasi jamu ini ilmu penopangnya adalah ilmu biomedis. Namun pendekatan terapi dan evaluasi hasil terapi adalah pendekatan holistik. Dengan model pendekatan seperti ini maka diharapkan modalitas terapi jamu dapat diterima di kalangan kedokteran sebagai alternatif terapi. Mengingat mekanisme kerja jamu tetap menggunakan pendekatan biomedis (sains modern), maka harus dicari penjelasan hubungan antara luaran klinis dengan modalitas terapi jamu. Karena itulah, pengetahuan dan penelitian terkait farmakologi jamu empiris tetap diperlukan apabila ingin diterima kedokteran modern,” jelas dr. Danang Ardianto. 

Sumber gambar: pitpdhmi.net

Meski saintifikasi jamu memberikan sumbangsih yang besar pada dunia kesehatan khususnya dalam bidang obat tradisional, bukan berarti proses saintifikasi jamu tidak mengalami kendala. 

“Saat ini, kendala yang dihadapi dalam proses saintifikasi jamu adalah sebagian kalangan tenaga medis belum menerima hasil saintifikasi jamu sebagai terapi komplementer/pelengkap. Kendala lainnya adalah lemahnya manajemen riset antarlembaga karena setiap peneliti mengerjakan proyek risetnya tanpa bersinergi dengan peneliti lain. Selain itu, hasil riset jamu saintifik belum diminati perusahaan farmasi karena belum ada aturan standar yang harus dipenuhi industri saat mendaftarkan produk jamu saintifik ke BPOM,” tambah dr. Danang 

Di Hari Jamu Nasional tahun 2021 ini, dr. Danang berharap ke depannya akan semakin banyak bukti ilmiah yang ada terhadap jamu-jamu yang ada melalui riset yang terkoordinasi. Dengan adanya bukti ilmiah ini, semoga obat tradisional dipandang dan digunakan setara dengan obat modern sesuai tingkat bukti ilmiahnya di fasilitas pelayanan kesehatan. dr. Danang juga berharap obat tradisional masuk dalam program JKN. “Semoga Indonesia bisa mengembangkan body of knowledge atau pohon keilmuan kesehatan tradisional Indonesia,” pungkasnya.