Jamupedia

B2P2TOOT Siap Buka Kolaborasi untuk Sosialisasikan Jamu

"Era ini bukan lagi eranya kompetisi. Era ini adalah era kolaborasi. Merubah stigma masyarakat butuh proses bersama. Siapkah kita untuk menjadi bagiannya?"

Diterbitkan oleh : Kurnia HD  -  20/05/2020 22:06 WIB

3 Menit baca.

Mensosialisasikan jamu bukan hanya tugas B2P2TOOT semata. Dibutuhkan kerja sama setiap stakeholder sesuai dengan peran dan kapasitas masing-masing. Itulah yang diharapkan oleh B2P2TOOT. Sebagai contoh, media berperan penting dalam mengubah stigma masyarakat yang masih memliki persepsi bahwa jamu itu pahit. Padahal saat ini sudah banyak dikembangkan produk-produk jamu kreatif yang tidak pahit, seperti dalam bentuk permen. Jika media mau untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, lama kelamaan stigma yang tertanam bahwa jamu pahit akan terhapus. 

Akhmad Saikhu

“Fungsi dari media untuk mengubah stigma. Jamu tidak selamanya pahit. Sekarang banyak dikembangkan produk-produk yang lebih kreatif, ada permen atau jamu yg rasanya tidak pahit. Stigma lama-lama akan terkikis” Ujar Akhmad Saikhu. 

Jamu juga bisa divariasikan mengikuti perkembangan zaman. Di zaman milenial ini, anak muda juga harus dikenalkan dengan jamu. Salah satunya bisa melalui cafe-cafe yang menyajikan jamu sebagai menunya, seperti Cafe Acaraki. Acaraki sendiri adalah kafe jamu yang modern. Jamu di acaraki dibuat dan disajikan dengan teknik penyajian kopi dan didukung dengan tempat yang cozy. Akhmad Saikhu selaku kepala B2P2TOOT mendukung adanya perkembangan seperti ini. Tidak sebatas pada variasi pengolahan F&B, variasi yang dilakukan bisa dalam berbagai bentuk seperti sabun atau aroma terapi dari tanaman obat.  Pihak B2P2TOOT sendiri siap untuk bekerja sama dengan pihak-pihak yang mampu untuk menangkap peluang tersebut.

Kafe Acaraki

“Generasi milenial juga harus diperkenalkan jamu, sekarang ini banyak cafe seperti Acaraki. Jamu tapi dikemas seperti barista-barista. Nah itu juga unit formulasi di sini, mengembangkan produk-produk contoh bagaimana tanaman obat ini ternyata variasinya begitu banyak, tidak hanya dimakan tapi juga aromaterapi, kemudian sabun, itu bisa diambilkan dari bahan2 tanaman obat itu tadi. Nah itu yg harus kita laksanakan, yang kita sosialisasikan. Nah, nanti industri mana yg mau bekerja sama dengan kami untuk menangkap peluang-peluang tersebut”

Hasil penelitian produk herbal B2P2TOOT diharapkan berujung pada satu produk. Jamu saintifik dan fitofarmaka adalah produk herbal yang menjadi target B2P2TOOT untuk dikembangkan. Untuk pengembangan ini B2P2TOOT bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang dinamakan pentahelik. 

“Bahan jamu yang terstandar itu jamu saintifik dan fitofarmaka. Ini adalah produk-produk herbal yang akan kita kembangkan di sini. Itu saja kita jg bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang kita namakan Pentahelik” ujar Akhmad Saikhu. 

Selama ini, B2P2TOOT juga bekerjasama dengan akademisi di univeritas-universitas, industri, kementerian lain, Pemda, komunitas, GP jamu, dan media. Media, termasuk Jamupedia, berperan penting dalam mensosialisasikan kegiatan yang dilakukan oleh B2P2TOOT. Sebaliknya, media juga membutuhkan konten untuk diangkat menjadi berita.  

Kerjasama B2P2TOOT dengan Pusat Sains & Tenaga Nuklir Terapan
Sumber gambar: http://www.b2p2toot.litbang.kemkes.go.id/

“Jadi tidak hanya kita berkutat di internal saja, atau dalam Litbang saja tapi kita juga BPJM, juga bekerja sama dengan universita, akademisi, industri, kementerian lain, Pemda, komunitas. Dengan media seperti Jamupedia kita anggap bekerja sama karena kita ingin apa yang kita kerjakan bisa disosialisasikan oleh media dan media juga butuh bahan untuk konten beritanya” terang Akhmad Saikhu. 

Bentuk kerja sama B2P2TOOT dengan Gabungan Pengusaha (GP) Jamu yang telah dilakukan antara lain melakukan pertemuan-pertemuan bersama, melakukan pameran bersama (baik yang levelnya di tingkat provinsi atau pun nasional). Dengan komunitas-komunitas, B2P2TOOT biasanya diminta untuk menjadi pembicara pada pertemuan komunitas. 

B2P2TOOT dalam melakukan penelitian tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan mitra atau pihak lain. Ahmad Saikhu menjelaskan bahwa kerja sama yang dilakukan bisa jadi akan sharing budget, sharing SDM yang berkompeten, atau sharing sarana dan prasarana.