Jamupedia

Jamu Bersama Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19

"Pandemi menjadi hal yang tak terelakkan dalam peradaban umat manusia. Pada abad ke-21 ini masyarakat Indonesia tak luput terkena wabah Covid-19 yang saat itu sedang merajalela. Berbagai macam cara dilakukan agar terhindar dari infeksi Covid-19, termasuk penggunaan jamu untuk kekebalan tubuh guna menghadapi Pandemi"

Diterbitkan oleh : Newa  -  23/12/2024 11:26 WIB

3 Menit baca.

Tahun 2019 Indonesia diguncang oleh pademi Covid-19. Coronavirus disease 2019 adalah penyakit zoonosis yang ditularkan melalui hewan ke manusia. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti hewan pembawa virus corona. Diduga virus ini berasal dari Wuhan, China. Kemudian sampai ke Indonesia melalui wisatawan yang pulang dari China. 

sumber: reuters.com

Kemunculan Covid-19 menyebabkan kepanikan massal, pemerintah memberlakukan lockdown di seluruh penjuru negeri, dan karantina bagi warga yang terjangkit virus corona. Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan Covid-19 semakin meluas. 

Seseorang yang terinfeksi virus corona akan memasuki masa inkubasi dengan rentang waktu 2-7 hari menunjukkan gejala seperti sakit kepala, lemas, batuk, pilek, demam, sesak nafas, hingga anosmia atau hilangnya kemampuan hidung untuk mengenali bau. Namun dalam beberapa kasus ada juga seseorang yang terindikasi terinfeksi virus corona namun tidak menimbulkan gejala apapun.

sumber: RSPusatPertamina

Segala upaya dilakukan untuk menanggulangi penyebaran serta infeksi virus corona guna menekan kematian massal. Mulai banyak masyarakat yang menerapkan konsep back to nature, salah satunya adalah kembalinya perilaku konsumsi jamu tradisional untuk menjaga imunitas tubuh di tengah pandemi.

Dikutip dari Jurnal Perspektif Agama dan Kesehatan, ada beberapa alasan yang menyebabkan masyarakat kembali menerapkan konsumsi budaya minum jamu tradisional di tengah pandemi Covid-19, sebagai berikut :

sumber: klikindomaret

Pengaruh media massa

Baik media massa cetak maupun elektronik memegang peranan penting sebagai sumber informasi. Berbagai macam perkembangan terbaru mengenai Covid-19 tersebar dengan pesat melalui media massa. Salah satu pemberitaan yang sempat hangat dibicarakan adalah penggunaan jamu tradisional untuk meningkatkan sistem imun tubuh, menjadikan peminat jamu meningkat secara drastis di tengah pandemi.

Masyarakat yang awalnya enggan minum jamu karena rasanya pahit secara perlahan mulai mengkonsumsi jamu. Penggunaan jamu seperti temulawak, jahe putih, jahe merah, kunyit diyakini dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

sumber: perumperindo.co.id

Hal tersebut memicu masyarakat untuk berlomba-lomba membuat dan mengkonsumsi jamu tradisional dan menyebabkan harga rempah  memiliki demand yang tinggi di pasaran.

Pilihan rasional

Selain kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat, mengkonsumsi jamu turut digencarkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh di tengah pandemi Covid-19.

Dikutip dari Jurnal Farmasetis, mengkonsumsi jamu saat pandemi merupakan upaya untuk meningkatkan imun tubuh serta mencegah adanya infeksi Covid-19. Harga rempah yang murah dan bahan bakunya mudah didapatkan membuat jamu dapat dijangkau oleh berbagai kalangan di masyarakat.

Fungsional

Dalam satu gelas jamu terkandung berbagai macam kandungan dan khasiat. Tanaman herbal yang sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah kunyit, temulawak, dan jahe. Kunyit mengandung kurkumin yang berkhasiat sebagai antibiotik, antivirus, antioksidan, antikanker, dan menangani penyakit alzhaimer. Kandungan kurkumin juga dapat Sobat temui pada temulawak dan jahe.

sumber: kompaslifestyle

Masyarakat umumnya menggunakan tanaman tersebut sebagai bumbu masak. Secara empiris gabungan kandungan kimia dari jahe, temulawak, dan kunyit bermanfaat sebagai imunomodulator. Efek senyawa kimia dari gabungan bahan tersebut tentu berbeda dengan efek penggunaan secara tunggal.

Digunakan secara empiris

Jamu telah ada sejak zaman nenek moyang, digunakan secara turun-temurun, dan khasiatnya terbukti secara empiris. Proses dokumentasi jamu terbagi menjadi lima periode, yaitu periode prasejarah, periode sebelum kolonial, periode kolonial, periode jepang, dan periode kemerdekaan. 

Seiring perkembangan zaman khasiat jamu semakin dibuktikan dengan adanya penelitian dan program saintifikasi jamu. Melalui hal tersebut, kini jamu dapat Sobat temui dalam sediaan yang semakin praktis dan telah teruji praklinis maupun klinis serta melahirkan jamu modern seperti obat herbal standar dan fitofarmaka.

sumber: NatureAceIndonesia

Dikutip dari Jurnal Pharmascience terdapat beberapa tanaman obat lokal yang banyak digunakan untuk menghambat penyebaran Covid-19 yaitu :

1. Jahe merah 

Rimpang jahe merah memiliki kandungan senyawa bioaktif Ar-curcumene, gingerol, geraniol, shagaol, zingiberene, gingerenone, dan zingiberol yang mampu menghambat proses infeksi dari virus SARS-CoV-2 pada sel manusia dan diprediksi dapat dijadikan minuman obat oral yang baik.

Cara penggunaannya pun sangat mudah, cukup melarutkan 12 gram serbuk jahe merah dalam 250 ml air. Takaran ini digunakan dua kali lipat untuk mengobati Covid-19.

2. Kunyit dan temulawak

Kandungan kurkumin pada temulawak dan kunyit dapat berikatan langsung dengan S protein dari Covid-19 dan ACE 2 reseptor yang akan menghambat perlekatan virus pada sel inang manusia.

Cara penggunaannya dengan merebus 5 gram simplisia kunyit atau temulawak dengan 3 gelas air mendidih. Diminum 2 kali dalam 1 hari.

sumber: fimela

3. Daun Jambu biji

Daun jambu biji mengandung senyawa kaempferol dan kuersetin yang mampu menghambat infeksi bakteri Covid-19.

Sobat dapat mengkonsumsi daun jambu biji dengan cara merebus daunnya lalu meminum air rebusannya sebagai upaya untuk mencegah infeksi virus corona.

4. Daun cengkeh

Daun cengkeh dikenal memiliki kandungan minyak atsiri yang sangat tinggi dengan komponen utama terdiri atas carvacrol, timol, eugenol, dan sinamaldehid. Kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam cengkeh dilaporkan memiliki aktivitas antiviral. Senyawa eugenol dan senyawa – kariofilen memiliki potensi sebagai penghambat SARS-CoV-2.

Untuk penggunaannya juga cukup mudah, anda hanya perlu merebus daun cengkeh kemudian meminum air rebusannya.

5. Bawang putih

Bawang putih mengandung allicin. Kandungan allicin mampu menghambat virus Covid-19 melalui inhibitor replikasi protease virus corona.

Dalam mengkonsumsi bawang putih untuk 1 hari disarankan dengan memotong 2 butir bawang putih dan dicampurkan dengan madu.

sumber: kompas.com

 

Bakteri dan virus tak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Adanya wabah menjadi peringatan kepada kita semua untuk senantiasa menjaga perilaku hidup bersih dan sehat meski wabah sudah usai. Menjaga imunitas tubuh juga menjadi hal penting yang harus selalu diupayakan. Salah satu cara menjaga imunitas tubuh adalah dengan mengkonsumsi ramuan jamu.

Beberapa nilai lebih jamu yang bisa menjadi pertimbangan Sobat adalah bahan yang mudah ditemukan, memiliki khasiat herbal, murah, serta dapat digunakan dalam jangka panjang. Jamu, baik dengan cara menyiapkan sendiri di rumah atau membeli ramuan siap minum dapat menjadi pilihan bagi Sobat yang ingin menjaga kestabilan imun tubuh agar terhindar dari infeksi bakteri dan virus.

 

 

Daftar Pustaka :

  • Sudarsana et al., (2020). COVID-19: Perspektif Agama dan Kesehatan. Denpasar : Yayasan Kita Menulis
  • Mahawikan R., Abdul A., & Ariastuti R. (2022). Persepsi Masyarakat terhadap Efektivitas Penggunaan Jamu Dalam Meningkatkan Imunitas Selama Pandemi Covid-19. Jurnal farmasetis. 11:77-86
  • Dewi K., & Riyandri R. (2020). Potensi Tanaman Lokal Sebagai Tanaman Obat Dalam Menghambat Penyebaran Covid-19. Jurnal pharmascience. 2:112-128