Jejak Jamu Di Situs Liyangan
"Berbagai literatur menyebutkan bahwa Situs Liyangan merupakan salah satu bukti sejarah penggunaan jamu di Indonesia, khususnya oleh masyarakat kuno Desa Liyangan "Diterbitkan oleh : Newa - 18/11/2024 11:37 WIB
2 Menit baca.
Situs Liyangan berada di lereng timur laut Gunung Sindoro, tepatnya di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Situs bercorak Hinduistis ini ditemukan terkubur di bawah lapisan endapan awan panas setebal 4-7 meter.
Sumber: RadarSemarang
Situs Liyangan merupakan bagian dari sejarah kerajaan Mataram Kuno. Situs ini diidentifikasi sebagai bekas pemukiman warga pada zaman Kerajaan Mataram Kuno yang memiliki karakter sangat kompleks. Situs ini sebenarnya sudah mulai terkuak pada tahun 2000 oleh penduduk Dusun Liyangan saat menggali tanah untuk membangun rumah. Sayangnya Situs Liyangan kurang mendapatkan perhatian dari dinas setempat.
Tahun 2008, para penambang batu dan pasir di Dusun Liyangan kembali menemukan reruntuhan Situs Liyangan yang lama terpendam berupa batur dan pagar dari batu, kayu yang terbakar, biji padi terkarbonasi, dan juga beberapa alat dari logam maupun keramik asing. Sejak itu, Situs Liyangan mendapatkan perhatian yang besar dari dinas terkait. Hampir setiap tahun tim arkeologi Yogyakarta dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah melakukan penelitian dan upaya penyelamatan.
Sumber: MediacenterTemanggung
Artefak pipisan dan gandik turut menjadi barang temuan berharga dari Situs Liyangan, jumlahnya pun cukup banyak terdapat 31 pipisan serta 22 gandik. Hal tersebut menjadi bukti kentalnya budaya jamu dalam masyarakat kuno Desa Liyangan.
Dikutip dari hasil penelitian Balai Arkeologi Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2020, pipisan dan gandik adalah alat yang terbuat dari batu digunakan untuk menghaluskan bahan makanan, atau obat-obatan dengan cara menggiling atau menggilas berulang-ulang.
Sumber: Kompas.com
Selain penemuan pipisan dan gandik yang menjadi penanda penggunaan jamu oleh masyarakat pemukiman kuno Dusun Liyangan sejak abad 7-10 silam, dari hasil identifikasi juga ditemukan bahan jamu yang digunakan oleh masyarakat pada zaman tersebut seperti lada, lengkuas, temulawak, biji jali-jali, kemiri, ketumbar, kunyit, kunyit putih, dan kumis kucing.
Hingga kini, keberadaan Situs Liyangan terus diteliti dan dikembangkan sebagai kawasan wisata menyusul candi – candi populer lain yang ada di Indonesia.
Daftar Pustaka :
Resty Khairul Nisa (2023).Identifikasi Pemanfaatan Tanaman Pada Batu Pipisan Dan Gandik Yang Ditemukan Di Situs Liyangan Melalui Analisis Starch.(Skripsi). Program Studi Arkeologi Universitas gadjah Mada.
Perwira Utama (2021). Variasi Bentuk Temuan Pipisan Dan Gandik Situs Liyangan.(Skripsi). Program Studi Arkeologi Universitas Gadjah Mada.
Daud et al., (2019). Lanskap Spiritual Situs Liyangan. Jurnal Berkala Arkeologi. 2:97-120.
Buku Situs Liyangan Dan Sejarahnya Peradaban Adiluhung Di Lereng Gunung oleh Balai Arkeologi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2020.