Belajar Sejarah & Menjelajah Perkembangan Kampung Jamu Nguter Sukoharjo
"Sebagai sentra industri Jamu yang diakui pemerintah, Kampung Jamu Nguter di Sukoharjo mampu melestarikan pemanfaatan tanaman obat dalam berbagai jenis dan varian yang menarik"Diterbitkan oleh : administrator - 07/01/2025 14:11 WIB
0 Menit baca.
Kampung Jamu Nguter, Sukoharjo, adalah sebuah kecamatan yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai penjual jamu. Tak hanya menjual minuman jamu dalam bentuk minuman jadi, di Nguter juga banyak yang menjual bahan baku jamu, produk jamu kemasan, bahkan peralatan dan perlengkapan untuk membuat dan menjual jamu. Tak diketahui secara pasti siapa nenek moyang pembuat jamu di Nguter, yang jelas, khasiat jamu Nguter sudah merengkuh pasar nasional.
Nguter merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Terdiri dari 16 desa, Nguter bisa dibilang kecamatan terluar di Sukoharjo, karena sebagian besar batas luarnya sudah memasuki daerah administratif Kabupaten Wonogiri. Meski demikian, tak perlu khawatir, kampung jamu ini bisa ditempuh kurang lebih satu jam dari pusat Kota Surakarta, atau hanya 30 menit kalau dari pusat perbelanjaan di Solo Baru, Sukoharjo.
Secara umum, penggunaan tanaman sebagai jamu atau obat di tanah Nusantara sudah ada sejak zaman Mataram Kuno. Hal itu dibuktikan dengan artefak-artefak dan naskah-naskah kuno. Untuk Kampung Jamu Nguter, tidak diketahui secara pasti siapa yang mengawali kebiasaan meramu jamu. Namun dipercaya hal itu sudah dilakukan masyarakat di daerah Nguter sejak dahulu kala.
Dikutip dari jurnal ‘Persepsi Pelaku Industri terhadap Program Pengembangan Sentra Industri jamu di Desa Nguter Kabupaten Sukoharjo’, karya Bagus Adhi Wicaksono dkk (2018), diketahui Desa Nguter sudah dianggap sebagai penghasil jamu tradisional Jawa yang cukup melegenda. Keahlian meracik jamu diketahui disalurkan secara turun temurun. Cikal bakal desa tersebut menjadi kampung jamu berawal pada 1965 saat dilakukan produksi massal dan produk jamu mulai diperjual belikan secara umum.
Pada tahun 1965 hanya segelintir orang yang berani menjadi pengusaha jamu. Mereka antara lain, Sabdo Palon, Wisnu, Kresna, dan lain-lain. Namun karena peluangnya besar, seiring berjalannya waktu warga lain pun turut merintis bisnis jamu. Keunikan Kampung Jamu Nguter adalah industri jamu di desa ini benar-benar dari hulu ke hilir. Daerah yang dianggap cocok untuk tempat tumbuhnya tanaman obat membuat banyak warga membudidayakan kebun tanaman obat. Dari situ hasil panen diproses menjadi jamu yang kemudian dijual di pasar, warung, jamu gendong, hingga kafé.
PRODUK KAMPUNG JAMU NGUTER
Seiring perkembangan zaman, Kampung Jamu Nguter menghasilkan berbagai olahan jamu. Mulai dari yang model konvensional jamu gendong, jamu bubuk siap seduh, hingga olahan kekinian jamu yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain sehingga tidak hanya rasa asam dan pahit.
Di Kampung Jamu Nguter terdapat Kafe Jamu yang lokasinya berdekatan dengan Pasar Jamu Nguter. Dikutip dari Solopos.com, Kafe Jamu Nguter dibuat dengan konsep mengangkat produk jamu agar bisa bersaing di pasar lokal dan internasional. Kafe tersebut menjual berbagai macam minuman jamu tradisional yang diharapkan bisa melestarikan budaya minum jamu dan menjadi pendukung destinasi Wisata Jamu Sukoharjo.