Jamupedia

Herbarium Tawangmanguensis, Database Terlengkap Tanaman Obat Nusantara

"Apa yang terpikirkan oleh Sobat ketika mendengar kata herbarium? Sebuah gedung yang identik dengan tumbuhan yang dikeringkan, disimpan, diklasifikasikan, dan digunakan untuk penelitian botani? Lalu, apa yang menarik dari sebuah herbarium tanaman obat dan jamu?"

Diterbitkan oleh : Kurnia HD  -  20/05/2020 21:56 WIB

3 Menit baca.

B2P2TOOT mengumpulkan dan meriset tumbuhan obat dan jamu dari berbagai lokasi di seluruh Nusantara. Mereka  mendatangi lokasi di seluruh Indonesia. Riset tersebut untuk menggali tanaman obat apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat yang ada di lokasi. Semua dikumpulkan, baik data pemakaiannya maupun tumbuhan obatnya sendiri. Contoh-contoh tanaman obat tersebut dibawa ke Tawangmangu dan diteliti lebih lanjut di herbarium milik B2P2TOOT. Mereka memberi nama tempat ini Herbarium Tawangmanguensis. Herbarium ini adalah database tanaman obat terlengkap di Indonesia dan sampai saat ini menjadi satu-satunya herbarium tanaman obat di Indonesia. 

“Kalau herbarium yang lain kan ada, tapi herbarium tanaman secara umum.  Ada juga herbarium yang khusus tanaman kayu, kayu-kayuan. Tapi kita fokus di herbarium untuk tanaman obat saja. Jadi dianggap sebagai satu-satunya di Indonesia. Di situ banyak kita kumpulkan ribuan spesies tanaman obat dan masih pengakuan dari etnis. Ya, tapi ke depan harus dibuktikan kebenaran klaim tersebut untuk kita menuju ke sana,” tegas Akhmad Saikhu

Herbarium Tawangmanguensis adalah herbarium khusus untuk koleksi spesimen tanaman obat, terutama koleksi spesimen dari RISTOJA (Riset Tanaman Obat dan Jamu). RISTOJA diadakan pada tahun 2012, 2015, dan 2017, mencakup 405 kelompok etnis di 34 provinsi di Indonesia dan mengumpulkan kurang lebih 28.000 spesimen herbarium spesimen tanaman. Koleksinya juga mencakup 200-an koleksi minuman dan jamu, dan kurang lebih 300 simplisia (bahan kering ramuan). Semuanya juga disimpan di Museum Jamu.

“Dalam tiga periode yaitu 2012, 2015 dan 2017, kita laksanakan riset tadi itu karena tidak bisa kita laksanakan sekaligus terkait dengan anggaran dan sumber daya manusianya yang mengambil data ke sana. Nah, memang di situ kita mendapatkan informasi formula-formula apa saja yang dipakai masyarakat. Tidak semuanya memiliki data ilmiahnya, maka kita kumpulkan dulu. Ke depannya, kita teliti dan prioritaskan mana yang menjadi formula yang bisa dipakai. Kalau kita bicara ramuan kan lebih dari satu. Ada yang 2 ramuan, ada yang lima, ada sepuluh,bahkan ada yang sampai puluhan. Dan, itu tidak semuanya tanaman obat yang dipakai. Tentulah peneliti memiliki background ke perpustakaan, referensi mana yang bisa kita teruskan. Dari informasi ramuan itu sudah puluhan ribu, ada 30 ribu ramuan. Dan tidak semuanya kita teliti, hanya ada beberapa yang kita kategorikan. Kemarin kita sudah membuat semacam skoring untuk pembuatan ramuan-ramuan apa saja yang akan kita teliti lebih lanjut. Karena gak mungkin kita teliti semuanya, ada prioritasnya soalnya,” tambah Akhmad Saikhu.  

Selain disimpan dan diteliti di B2P2TOOT, hasil-hasil penelitian tersebut didesiminasikan dan disampaikan ke masyarakat sebagai bagian dari edukasi. Bentuknya macam-macam, melalui jurnal, buku, leaflet, juga website, facebook dan sosial media lainnya. 

“Kita ada twitter, IG, FB, youtube. Sekarang kan kita ikuti trend society 5.0 yang semuanya serba internet. Masyarakat berhak tahu apa yang sudah kita lakukan dan apa manfaat dari hasil-hasil pelatihan yang sudah kita lakukan,” pungkas Akhmad Saikhu

Tim Jamupedia juga sudah membuat video tutorial 11 jamu saintifik hasil riset tim B2P2TOOT. Yuk, langsung intip ke Youtube Jamupedia TV! Jangan lupa subscribe ya!