Jamupedia

B2P2TOOT: Ujung Tombak Penelitian dan Pengkajian Tanaman Obat Kemenkes

"Penggunaan tanaman obat dan jamu oleh masyarakat Indonesia sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu. Kitab-kitab peninggalan leluhur terkait hal ini dapat kita temukan di beberapa perpustakaan, seperti kitab Djampi Jawi misalnya. Hingga hari ini, kearifan lokal ini masih terus berlangsung dan dilakukan masyarakat. Gayung bersambut, B2P2TOOT di bawah Kemenkes siap menjadi ujung tombak penelitian dan pengkajian tanaman obat dan jamu. "

Diterbitkan oleh : Kurnia HD  -  20/05/2020 21:50 WIB

4 Menit baca.

Trend perubahan pola hidup back to nature yang sedang populer akhir-akhir ini turut berimbas pada bidang kesehatan dan pengobatan. Masyarakat cenderung untuk memilih pengobatan yang aman dengan bahan-bahan alami dibanding mengkonsumsi obat-obatan kimia yang memberikan efek samping tertentu. 

Gedung B2P2TOOT

Untungnya, kecenderungan ini ditangkap dan digarap dengan serius oleh Kemenkes melalui B2P2TOOT sebagai satu-satunya lembaga penelitian dan pengembangan tanaman obat di bawah Kemenkes. Mengacu pada fungsinya, B2P2TOOT melakukan penelitian dan pengkajian di bidang tanaman obat dari hulu ke hilir. Tidak berhenti pada penelitian tetapi juga bagaimana hasil penelitian dipublikasikan dan sampai kepada masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan oleh industri, masyarakat, maupun pengelola program. 

“Di situ tercantum beberapa fungsi B2P2TOOT, yang kita lakukan selama ini ya mengacunya di situ. Antara lain yang utama adalah melakukan penelitian dan pengkajian di bidang tanaman obat-obatan tradisional dari mulai perencanaannya, pelaksanaannya, monitoringnya, kemudian sampai diseminasi formasinya itu bisa jadi satu siklus kegiatan. Jadi kalau sudah diteliti, sudah ada hasilnya, buktikasi kemudian dipublikasi dan bagaimana menggilirasi produk-produk tersebut menjadi suatu produk yang bisa dimanfaatkan oleh industri, masyarakat maupun oleh pengelola program” Ungkap Akhmad Saikhu. 

Klinik hortus medicus

Tak hanya itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh B2P2TOOT bisa jadi muaranya adalah kebijakan. Terkait dengan diseminasi, B2P2TOOT tidak hanya berhenti pada publikasi jurnal dan workshop tetapi mengarah ke analisis dan rekomendasi kebijakan untuk pemerintah terkait. 

“Bisa saja hasil penelitian kami di sini muaranya adalah suatu kebijakan. Nah, ini juga harus kita sampaikan kepada pengambil keputusan yaitu Pemda, Provinsi, dan lainnya. Kemudian di sisi diseminasi, publikasi, dan penelitian juga tidak hanya publikasi di jurnal-jurnal, kemudian diseminasi seminar, workshop, ada juga analisis rekomendasi kebijakan kepada Pemda dan sebagainya.” Lanjut Akhmad Saikhu

Hingga saat ini, belum ada lembaga lain bentukan Kemenkes yang menjadi lembaga penelitian dan pengembangan tanaman obat selain B2P2TOOT yang ada di Tawangmangu, Karanganyar. Dapat dikatakan, B2P2TOOT ini adalah ujung tombak Kemenkes untuk bidang penelitian dan pengembangan tanaman obat di Indonesia. 

“Sampai saat ini Lembaga Litbang yang terkait tanaman obat baru ada di sini yang di bawah Kemenkes. B2P2TOOT ini satu-satunya di Indonesia. Sebenarnya, saya berbicara pada UPT Litbangkes itu banyak. Saya katakan ini salah satu UPT, tapi yang bergerak dibidang tanaman obat tradisional hanya ada di Tawangmangu” Tutur Akhmad Saikhu. 

Kemenkes memang memiliki beberapa UPT yang tersebar dari sabang sampai merauke untuk mendukung kinerjanya.  Seperti Litbangkes  yang ada di Salatiga yang membidangi vektor dan reservoir penyakit. Litbangkes lain yang memiliki tugas dan fungsi terkait dengan tanaman obat sama dengan B2P2TOOT justru dikembangkan oleh Pemerintah Daerah, salah satunya Jawa Timur. 

“ Litbangkes yang lain ada di Salatiga, bidangnya bukan tanaman obat tapi terkait dengan vektor penyakit. Lalu di daerah-daerah dari sabang sampai merauke ada UPT-UPT lain . Kira-kira ada 10 UPT. Tapi kalau di bawah Pemerintah Daerah, ya mungkin banyak yang mengembangkan seperti di Jawa Timur” 

Menariknya, B2P2TOOT tidak ingin kaku menjalankan tugas dan fungsi Litbangkes sebatas pada tataran penelitian. Topik-topik terkait tanaman obat disampaikan kepada masyarakat dengan cara yang menyenangkan melalui wisata ilmiah yang terbuka untuk umum. Tentunya, ini menjadi bentuk edukasi dari B2P2TOOT agar semakin banyak kalangan yang datang dan berkunjung untuk mempelajari tanaman obat yang ada. 

Etalase tanaman obat

“Kita juga mengembangkan wisata ilmiah. Jadi, bagaimana topik-topik ilmiah terkait tanaman obat ini bisa dinikmati sebagai objek wisata juga. Kemasannya tidak hanya ilmiahnya saja tapi juga ada sisi fun nya. Sampai saat ini kita banyak menerima kunjungan baik itu masyarakat, pelajar, mahasiswa. Hingga hari ini sudah ada ratusan orang mempelajari tanaman obat yang ada disini,” tutup Akhmad Saikhu.