Jamupedia

Kisah Tu Youyou Temukan Obat Herbal Malaria Melalui Sebuah Proyek Rahasia

"Tu Youyou mendapat penghargaan nobel di bidang fisiologi dan kesehatan berkat temuannya. Ia menemukan obat malaria yang menyelamatkan jutaan orang"

Diterbitkan oleh : Windri Astuti  -  04/10/2024 10:24 WIB

3 Menit baca.

Bagi para pemerhati teknik pengobatan tradisional, nama Tu Youyou pasti sudah tidak asing lagi. Ia adalah ahli pengobatan tradisional asal Tiongkok yang menemukan obat herbal malaria, artemisinin. Ramuan yang ditemukan Tu merupakan yang paling efektif untuk mengobati malaria hingga saat ini.

Sumber: https://www.pnas.org

Kisah perjalanan Tu Youyou hingga menemukan artemisinin cukup berliku. Dia merupakan perempuan kelahiran Ningbo, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, 30 Desember, 1930. Tu mengenyam pendidikan tinggi di jurusan farmasi, Beijing Medical College dan lulus 1955.

Tu Youyou semakin mendalami pengobatan tradisional Tiongkok setelah bergabung dengan Akademi Pengobatan Tradisional Tiongkok (sekarang bernama China Academy of Chinese Medical Sciences). Dalam rentang waktu 1959 hingga 1962, Tu mengikuti pelatihan penuh tentang penggunaan pengobatan tradisional Tiongkok.

Sumber: https://pandaily.com/

Pelatihan itu sengaja ditujukan untuk peneliti yang mengenal sistem pengobatan barat. Tujuannya agar mampu mengkolaborasikan ilmu pengobatan tradisional Tiongkok dengan bentuk, wujud, dan keilmuan yang lebih modern.

Di sisi lain, pemerintah Tiongkok sedang melakukan misi rahasia untuk mencari obat malaria. Hal itu dikarenakan klorokuin, yang menjadi obat malaria umum pada waktu itu sudah tak lagi mampu membunuh parasit plasmodium penyebab malaria.

Proyek tersebut diberi nama 523 karena diresmikan pada 23 Mei 1967. Dua tahun berjalan, Proyek 523 menghubungi Akademi Pengobatan Tradisional Tiongkok untuk mencari obat malaria dari sudut pandang pengobatan tradisional. Di momen inilah Tu Youyou terlibat dalam proyek 523.

Sumber: https://inf.news/

Misi rahasia tersebut membawa Tu dan timnya berkelana ke pulau Hainan untuk mencari obat-obatan tradisional yang secara turun temurun dipercaya sebagai obat malaria. Tu dan timnya juga mencari obat herbal malaria lain dari berbagai manuskrip kuno pengobatan tradisional Tiongkok. Herbal apapun yang mampu menurunkan demam akan diteliti oleh Tu dan timnya.

Lebih dari 2000 resep herbal dan kurang lebih 200 jenis herbal diteliti oleh Tu. Kemudian herbal tersebut diekstrak agar bisa ditemukan kandungan murni yang mampu menyembuhkan malaria. Sedikit cercah kesuksesan muncul saat daun artemisia mampu memberikan efek cukup efektif dalam membasmi plasmodium.

Namun temuan itu tidak bisa stabil, bahkan kadang dari ekstrak daun yang sama tidak memiliki efek penyembuh malaria sama sekali. Tu kembali merujuk ke berbagai sumber teks kuno tentang pengobatan tradisional Tiongkok.

Ia memeriksa berbagai referensi terkait penyakit yang memiliki gejala mirip malaria. Masih dikutip dari artikel tirto.id, Tu Youyou kemudian merujuk pada resep tabib Ge Hong, dalam buku Resep Darurat Rahasia, yang ditulis 4SM.

Di buku tersebut diterangkan daun artemisia hanya direndam dan diperas sebelum diminum. Oleh karena itu Tu menyadari bahwa suhu terlalu tinggi akan merusak ekstrak antimalaria yang dibutuhkan. Akhirnya? pada 1971, setelah mengubah teknik ekstraksi, Tu dan timnya berhasil menemukan obat herbal malaria yang 100% efektif membunuh parasit plasmodium. Obat tersebut dikenal dengan artemisin atau qinghaosu, yang artinya ekstrak daun artemisia.

Karena kondisi politik pada zaman tersebut, Tu tidak bisa mempublikasikan temuannya secara internasional. Baru pada awal 1980-an Tu mendapat kesempatan untuk mempresentasikan temuannya itu di depan khalayak internasional. Meski demikian, WHO baru resmi merekomendasikan penggunaan artemisin untuk obat malaria pada awal 2000-an.

Temuan Tu Youyou ini membuatnya dihadiahi Nobel kategori Physiology or Medicine pada 2015. Laman resmi nobelprize.org menuliskan bahwa berkat penemuan obat herbal malaria artemisin, jutaan nyawa manusia bisa diselamatkan.