Jamupedia

Kearifan Lokal Padasan yang Jadi Kenormalan Baru di Masa Pandemi

"Prokes mencuci tangan yang disebut sebagai kenormalan baru sejak Pandemi Covid-19 melanda dunia, ternyata sudah diterapkan oleh nenek moyang masyarakat jawa sejak zaman dahulu. Kearifan lokal bernama padasan ini kini menjadi salah satu cara efektif untuk mencegah penularan penyakit"

Diterbitkan oleh : Farida  -  12/05/2022 09:59 WIB

3 Menit baca.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia mengubah banyak hal dalam kehidupan. Salah satu yang paling terasa adalah dianjurkannya protokol kesehatan alias prokes untuk mencuci tangan dengan air mengalir. Mencuci tangan juga menjadi bagian dari kenormalan baru sejak masa pandemi. Jika dipikir-pikir, prokes mencuci tangan dengan air mengalir mirip dengan kebiasaan menggunakan padasan yang dulu banyak dipraktikkan masyarakat Jawa.

Sumber: prfmnews.pikiran-rakyat.com

Seperti dirilis oleh Organisasi Kesehatan Internasional (WHO), mencuci tangan dengan sabun menjadi salah satu dari empat cara terbaik untuk melawan penyebaran virus Covid-19. Selain mencuci tangan dengan sabun, kita tetap harus menjaga jarak, menghindari keramaian, batuk dengan etika, dan menggunakan masker.

Lebih jauh lagi, WHO juga menjelaskan bahwa mencuci tangan merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan penyakit, tak hanya Covid-19. “Sekarang adalah waktu terbaik untuk menjadikan mencuci tangan rutinitas dalam kehidupan,” ucap Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur WHO Regional Asia Tenggara.

Kebiasaan Mencuci Tangan Dekat dengan Masyarakat Jawa Sejak Zaman Dulu

Setelah WHO menganjurkan cuci tangan yang kemudian dikampanyekan oleh pemerintah Indonesia, maka warga banyak yang membuat tempat cuci tangan di depan rumah. Hal tersebut mirip dengan konsep padasan masyarakat Jawa pada zaman dulu.

Sumber: lafatah.wordpress.com

Menggunakan padasan di depan rumah untuk mencuci tangan telah menjadi rutinitas masyarakat Jawa zaman dahulu, khususnya di pedesaan. Mungkin sedikit berbeda dengan zaman sekarang yang cenderung menggunakan tempat air berbahan plastik atau langsung dari keran air. Dulu, padasan menggunakan gentong dari tanah liat.

Padasan merupakan tempayan atau tempat air yang bentuknya seperti gentong yang seringnya dibuat dari tanah liat. Bagian depan bawah padasan diberi lubang agar air mengalir untuk mencuci tangan. Padasan biasa ditempatkan di depan rumah.

Sumber: www.goodnewsfromindonesia.id

Padasan digunakan untuk mencuci tangan, kaki, dan wajah. Biasanya digunakan pemilik rumah setelah bekerja atau beraktivitas di luar ruangan. Selain itu juga digunakan oleh orang lain yang ingin bertamu. Tujuannya jelas untuk membersihkan diri dan menghindarkan diri dari penyakit sebelum masuk ke dalam rumah. 

Orang-orang yang bertamu juga akan otomatis menggunakan padasan karena mereka berpegang pada prinsip untuk tidak membawa penyakit atau virus (dulu kerap disebut dengan sawan) saat bertamu ke rumah orang lain.

Sumber: http://beritamagelang.id/

Bercermin dari hal tersebut, bisa dibilang prokes mencuci tangan untuk mencegah penyebaran Covid-19 adalah suatu hal yang sudah jamak dan biasa dilakukan nenek moyang kita di Indonesia.

Fungsi Padasan Tak Hanya Sebatas Tempat Cuci Tangan

Apabila WHO merekomendasikan tempat cuci tangan di depan rumah atau area perkantoran, alat itu ya berfungsi hanya untuk mencuci tangan. Hal ini berbeda dengan tujuan padasan. Selain untuk kebersihan, padasan juga bisa dibilang sebagai alat untuk berbagi, melatih keikhlasan, dan membangun sikap bertanggung jawab.

Zaman dahulu, para orang tua rutin mengisi air padasan setiap pagi hari. Biasanya selepas salat subuh saat orang-orang akan memulai aktivitas. Kemudian padasan akan dicek di siang hari untuk mengetahui apakah air masih atau perlu ditambah. 

Hal tersebut adalah cara berbagi yang sederhana namun memiliki efek luar biasa. Padasan tak hanya digunakan oleh pemilik rumah atau tamu yang datang. Pejalan yang melintas dan membutuhkan air pun boleh menggunakan. Di sinilah keikhlasan dalam berbagi akan terbentuk.

Di sisi lain, pengguna padasan pun tak ada yang seenaknya memakai air atau berboros-boros dengan air. Mereka selalu menggunakan sesuai kebutuhan. Hal tersebut mencerminkan tingginya rasa tanggung jawab orang-orang pada waktu itu.