Jamupedia

Kampung Jamune Bu’e Wujud Keuletan & Kreativitas Ibu-Ibu

"Digagas dan diinisiasi oleh ibu-ibu, Kampung Jamune Bu?e di Dracik, Kabupaten Batang, menjadi kampung jamu dan wisata alternatif. Selain edukatif, Kampung Jamune Bu?e juga menjadi wadah aktualisasi dan pemberdayaan perempuan melalui ekononomi kreatif yang patut dicontoh"

Diterbitkan oleh : Farida  -  02/09/2022 09:08 WIB

3 Menit baca.

Kampung Jamu adalah sebutan untuk sebuah desa yang mayoritas warganya berjualan jamu. Di Indonesia terdapat banyak kampung jamu yang cukup populer, kali ini redaksi Jamupedia akan membahas salah satunya. Adalah Kampung Jamune Bu’e, sebuah kampung jamu yang berlokasi di Dracik, Kelurahan Proyonanggan Selatan, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Sumber: berita.batangkab.go.id

Kampung Jamune Bu’e dalam bahasa Indonesia artinya Desa Jamu Miliknya Ibu. Nama tersebut mungkin dipakai untuk menegaskan bahwa penggerak Kampung Jamune Bu’e adalah para ibu-ibu di desa tersebut.

Kampung Jamune Bu’e diinisiasi oleh sekumpulan ibu bersama lima orang penjual jamu gendong. Mereka berniat untuk memodernisasi produk jamu agar semakin dikenal luas oleh generasi muda. 

Sumber: www.instagram.com/p/CUmwzdPhznA/

Seperti dimuat laman batangkab.go.id, Kampung Jamune Bu’e adalah Kelompok Usaha Bersama yang terbentuk berkat dorongan Pelaksana Tugas (Plt) Lurah Proyonanggan Selatan, Bambang Pitono. Kampung Jamune Bu’e diikutkan dalam lomba inovasi pemberdayaan perempuan yang diadakan oleh Bappelitbang Kabupaten Batang. 

Produk utama KUB Kampung Jamune Bu’e adalah jamu buatan penjual jamu gendong di lingkungan sekitar RT 01/RW 03 Dracik, Proyonanggan Selatan. Menurut penanggung jawab Kampung Jamune Bu’e, Sukoningsih, varian jamu yang tersedia antara lain beras kencur, kunyit asam, sirih, manjakani, sehat wanita, lempuyang, temulawak, sehat pria, dan empon-empon.

Sumber: www.instagram.com/p/CUeS_4MPM3q/

Kampung Wisata Edukasi Jamu

Wisata edukasi di Kampung Jamune Bu’e berupa pengenalan tumbuhan-tumbuhan herbal, manfaat herbal, hingga cara mengolah tumbuhan herbal menjadi jamu. Para pengurus Kampung Jamune Bu’e memanfaatkan taman yang ada di sana sebagai lahan untuk menanam tanaman herbal bahan baku jamu.

Sumber: jatimhariini.co.id

Dikutip dari laman Tribun Jateng, Kampung Jamune Bu’e mengundang anak-anak usia dini untuk belajar tentang jamu. Salah satu yang diundang adalah TK PGRI. Murid TK tersebut diajak belajar mengenal herbal secara langsung. Mereka praktik mengolah herbal untuk diproses menjadi jamu.

Menurut Kepala TK PGRI, Maisanah, wisata edukasi tersebut sangat bermanfaat untuk anak-anak. “Anak-anak perlu mengetahui bahwa obat itu tidak hanya dari medis saja. Mereka juga perlu tahu kalau pengobatan bisa didapat dari tanaman herbal di sekitar,” ungkap Maisanah seperti dikutip Tribun Jateng.

Untuk mendukung wisata edukasi tersebut, pengurus Kampung Jamune Bu’e juga secara rutin akan mengundang perpustakaan keliling agar stand by di depan kios Kampung Jamune Bu’e.

“Rencananya kami akan mengundang perpustakaan keliling supaya stand by di depan kios. Harapannya mulai anak-anak TK, SD, hingga SMP bisa belajar mengenal manfaat jamu,” jelas Sukoningsih seperti dikutip batangkab.go,id.

Sebagai sebuah Kelompok Usaha Bersama (KUB), Kampung Jamune Bu’e, ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar, tak hanya penjual jamu gendong saja tetapi juga sebanyak mungkin perempuan di Dracik yang mau membantu perekonomian keluarganya.

Sukoningsih menjelaskan, nantinya, meski jamu sebagai produk utama, namun dalam keberjalanannya Kampung Jamune Bu’e harus bisa memberdayakan ekonomi kreatif ibu-ibu. Oleh karena itu banyak dijajakan UMKM dengan produk selain jamu. 

“Pelaku UMKM seperti pedagang takoyaki, bakso, nasi bakar, pempek, dan lainnya juga banyak dijajakan. Masyarakat jadi punya banyak pilihan,”terang Sukoningsih.

Pengurus Kampung Jamune Bu’e juga memanfaatkan media sosial dan teknologi digital untuk mempromosikan kampung jamu ini. Informasi mengenai promo dan agenda wisata disebar melalui Whatsapp dan Instagram. 

Ke depannya, Kampung Jamune Bu’e juga ingin membuat wisata yang terkoneksi dengan menggandeng teman-teman komunitas lain di sekitar Dracik seperti Pasar Payung Pelangi Dracik dan Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan (KMPL) di Dracik.