Jamupedia

Berkunjung ke Kampung Jamu Kiringan, Paket Wisatanya Mengasyikan

"Dusun Kiringan di Bantul, Provinsi DIY sudah puluhan tahun dikenal sebagai Kampung Jamu. Kini, di sana pengunjung tak hanya bisa menikmati jamu, tetapi juga mengikuti paket wisata edukasi tentang jamu"

Diterbitkan oleh : Farida  -  14/03/2022 13:16 WIB

3 Menit baca.

Kampung jamu Dusun Kiringan, Kelurahan Canden, Kecamatan Jetis, Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bisa dibilang merupakan aset berharga untuk keberlangsungan jamu. Mayoritas perempuan remaja hingga dewasa di Kiringan berprofesi sebagai penjual jamu gendong. Tak hanya menghasilkan jamu berkualitas, Kiringan juga dikenal sebagai Desa Wisata Jamu dengan berbagai paket wisata edukasi yang menarik.

Sumber: jadesta.com

Asal mula Dusun Kiringan menjadi kampung jamu berawal dari kisah seorang ibu bernama Joparto. Seperti dimuat di laman desawisatajamukiringan.com, awal mula Ibu Joparto menjadi penjual jamu gendong terjadi kira-kira di tahun 1950-an. Awalnya Bu Joparto adalah seorang buruh batik di Kota Yogyakarta. Di suatu kesempatan ia berjumpa dengan abdi dalem Keraton Yogyakarta yang kemudian mengajarinya cara meramu jamu.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Bu Joparto pun alih profesi menjadi penjual jamu gendong. Dulu jamunya masih benar-benar dijajakan dengan cara digendong, menggunakan tenggok yang digendong dengan jarit dan dijajakan dengan cara berjalan kaki. Bu Joparto mendapatkan hasil yang lebih besar saat berjualan jamu daripada menjadi buruh batik. Alhasil hal itu menginspirasi orang lain, berawal dari dua tetangganya, hingga 2020 kemarin, sudah ada 132 pedagang jamu gendong di Kiringan.

Kemampuan Meracik Jamu yang Diwariskan

Pedagang jamu gendong di Kiringan akan selalu ada karena tiap perajin bisa dibilang selalu mewariskan kemampuan meracik jamu ke anak cucu mereka. Salah satu contoh nyatanya adalah Ibu Murjiwati. Dikutip dari Detik.com, Ibu Murji mengaku mulai berjualan jamu gendong sejak tahun 1985, saat usianya 15 tahun. 

Sumber: jadesta.com

Awalnya Bu Murji hanya melihat nenek dan ibunya membuat jamu. Saat mulai beranjak dewasa, Bu Murji mulai disuruh berjualan, meski belum memproduksi jamu secara mandiri. Lama kelamaan karena setiap hari melihat, akhirnya Bu Murji mampu membuat jamu basah secara mandiri. Kini, seperti yang dilakukan nenek dan ibunya, setiap pagi Bu Murji membuat jamu dibantu anak dan suaminya.

Menanam Sendiri Tanaman Obat

Sebagai kampung jamu, di mana mayoritas warganya membutuhkan bahan baku jamu, maka warga Kiringan pun mulai menanam tanaman obat sebagai bahan baku jamu. Meski tidak bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan semua pedagang jamu gendong, menanam bahan baku secara mandiri sangatlah membantu. Untuk memenuhi kekurangan bahan baku, para pedagang jamu biasa membeli dari daerah Imogiri, hingga membeli di Pasar Bringharjo.

Sumber: jadesta.com

Seperti dikutip dari Detik.com, Kampung Jamu Kiringan memiliki Koperasi Wanita Seruni Puti. Koperasi tersebut diresmikan pada 2007 oleh Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Koperasi itu bertujuan untuk mendukung para pelaku pedagang jamu, baik yang jamu basah atau jamu instan.

Punya Paket Wisata Menarik

Setelah ramai diperbincangkan sebagai kampung jamu, akhirnya pada 2016, Pemerintah Kabupaten Bantul meresmikan Kiringan sebagai Desa Wisata Jamu Gendong. Dari penetapan itu, Dusun Kiringan akhirnya menerima wisatawan baik dari dalam atau luar negeri. Tak hanya bisa mencicipi jamu langsung dari perajin di Kiringan, wisatawan juga bisa mendapatkan paket wisata edukatif dengan berbagai tema.

Seperti dimuat dalam laman desawisatajamukiringan.com, wisatawan bisa merasakan suasana pedesaan dengan bersepeda keliling desa, ada juga praktik meracik jamu. Untuk menambah pengetahuan ada tour tanaman jamu, untuk anak-anak ada permainan tradisional, dan pengunjung juga bisa merasakan kuliner tradisional di sela-sela wisata kampung jamu. Tim Desa Wisata Kiringan menerima perjalanan wisata baik perorangan atau kelompok.