Jamupedia

Temulawak

Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang memiliki nama ilmiah Curcumaxanthorriza Roxb. Temulawak adalah salah satu jenis tanaman obatdari suku temu-temuan (Zingiberaceae). Tanaman tahunan ini dapat tumbuh secara liar di pulau-pulau di Indonesia, seperti Pulau Jawa, Maluku, dan Kalimantan. Temulawak dikenal dengan berbagai nama berbeda di setiap daerah, seperti koneng gede (Sunda), temu lobak (Madura),tommo (Bali) tommon (Sulawesi Selatan),karbanga (Ternate).

 

Klasifikasi tanaman temulawak

Kerajaan              : Plantae

Divisi                      : Spermatophyta

Subdivisi              : Angiospermae

Kelas                     : Monocotyledonae

Ordo                      : Zingiberales

Famili                    : Zingiberaceae

Genus                   : Curcuma

Spesies                 : Curcuma xanthorrhiza Roxb

 

Sumber gambar: https://ilmubudidaya.com/

 

Morfologi tanaman temulawak

Temulawak merupakan tanaman terna tahunan yang memiliki tinggi sekitar 0,5-2,5 meter dan tumbuh merumpun. Batangnya berupa batang semu yang terdiri dari beberapa helai daun yang terpadu. Setiap rumpun tanaman terdiri atas beberapa tanaman (anakan), setiap tanaman memiliki 2-9 helai daun. Daunnya  berbentuk lanset memanjang dan berwarna hijau tua begaris coklat. Lebar helaian daun temulawak adalah sekitar 18 cm dengan panjang daunnya 50-55 cm, tiap helaian daun melekat pada tangkai daun yang posisinya saling menutupi secara teratur. Perbungaan temulawak  bersifat lateral. Bunganya berbentuk bulir, bulat memanjang yang panjangnya dapat mencapai 23 cm. Bunganya memiliki banyak daun pelindung yang panjangnya melebihi atau terkadang sebanding dengan panjang mahkota bunga. Mahkota bunga berwarna putih atau kuning dan bagian ujungnya berwarna merah dadu atau merah. Panjang tangkai bunga sekitar 1,5-3 cm. Temulawak memiliki rimpang induk yang berbentuk membulat, kemudian dari rimpang induk ini keluar rimpang kedua (rimpang cabang) yang berukuran lebih kecil, tumbuhnya ke arah samping dengan berbentuk macam-macam. Jumlah rimpang cabang pada setiap tanaman sekitar 3-4 buah. Warna kulit rimpang temulawak adalah kuning kotor. Jika dibelah, tampak warna daging rimpangnya kuning, memiliki rasa yang pahit, dan berbau tajam. Rimpang terbentuk dalam tanah pada kedalaman sekitar 16 cm. Tiap rumpun tanaman temulawak umumnya memiliki enam buah rimpang induk dan lima buah rimpang muda. Sistem perakaran tanaman temulawak termasuk akar serabut. Akar-akarnya melekat dan keluardari rimpang induk. Panjang akarnya sekitar 25 cm dan letaknya tidak beraturan.

 

Sumber gambar: https://pixabay.com/

Tempat tumbuh dan perbanyakan

Temulawak termasuk jenis temu-temuan yang berbunga terus menerus dan dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0-1.800 mdpl. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah latosol, andosol, regosol, dan pedsolik pada ketinggain 100-1.500 mdpl dengan curah hujan 100-4.000mm/tahun. Temu lawak dapat tumbuh liar di pekarangan dan hidup subur pada tanah yang gembur.

Tanaman ini dapat diperbanyak dengan melakukan penanaman rimpangnya yang sudah cukup tua. Pemisahan anakan yang tumbuh di dekat batang pokok dapat juga dilakukan sebagai cara perbanyakan yang lain. Panen temu lawak dapat dilakukan pada umur 7-12 bulan setelah tanaman atau keadaan daun telah menguning dan gugur.

 

Sumber gambar: https://pixabay.com/

 

Kandungan dan khasiat

Rimpang temulawak mengandung protein, pati, zat warna kuning yang sering disebut kurkuminoid (terdiri dari dua komponen, yaitu kurkumin dan kurkuminoid), serta minyak atsiri. Komponen terbesar dari temulawak adalah pati, yakni sebanyak 29-34%. Pati memiliki sifat mudah dicerna sehingga baik untuk makanan bayi atau makanan bagi orang yang baru sembuh dari sakit. Sejak dulu, temulawak dipercaya bisa meningkatkan nafsu makan anak, sehingga banyak orang tua yang memberikan ‘ramuan’ atau biasa orang Jawa sebut dengan istilah ‘cekok’ temulawak untuk anak yang susah makan. Hal ini dikarenakan zat aktif curcumin yang terkandung dalam temulawak dapat meningkatkan aktivitas enzim pencernaan sehingga menambah nafsu makan anak. Saat ini,di pasaran sudah banyak vitamin-vitamin anak yang menggunakan bahan temulawak.

Temulawak  untuk pengobatan

  1. Mengatasi bau badan yang kurang sedap
  • Ambillah serimpang temulawak kemudian parut. Rebuslah hasil parutan dengan 1 liter air, tunggu hingga dingin kemudian minum.
  1. Membersihkan darah
  • Rimpang temulawak diiris tipis-tipis, jemur hingga kering. Seduh rimpang kering dengan air hangat seperti menyeduh teh kemudian minumlah. Agar tidak terlalu pahit dapat ditambahkan gula jawa.
  1. Penyakit eksim
  • Siapkan rimpang temulawak yang besarnya kira-kira sebesar telur ayam dan asam kawak sebesar telur merpati. Masaklah bahan tersebut dengan dua gelas air lalu tambahkan sedikit gula aren. Biarkan campuran tersebut hingga mendidih dan airnya tersisa satu gelas saja. Minum airnya selagi hangat. Lakukan pengobatan setiap hari selama sebulan.
  1. Penyakit kuning (gangguan pada hati/liver), demam malaria, sembelit, serta memperbanyak ASI
  • Rimpang temu lawak diparut, kemudian diperas. Air perasan tersebut kemudian diminum. Cara lainnya adalah dengan meminum air rebusan rimpang temulawak kering.
  1. Badan yang terlalu lelah karena terlalu banyak bekerja atau sehabis sakit

Ambil dan bersihkan rimpang temu lawak sebesar 50 g. Parut rimpang hingga halus dan tambahkan air secukupnya. Setelah itu rebus campuran tersebut hingga mendidih. Dinginkan kemudian minum. Lakukan pengobatan 2x sehari masing-masing satu gelas. Ramuan dapat ditambah dengan madu atau gula aren.

Catatan: penderita sakit ginjal tidak dipekenankan untuk minum sari temulawak mentah karena berbahaya bagi ginjalnya.