Jamupedia

Kelor

Kelor (Moringa Oleifera Lamk.) dikenal di seluruh dunia sebagai salah satu jenis tanaman yang memiliki kandungan gizi tinggi. Bahkan, World Health Organization (WHO) telah memperkenalkan kelor sebagai salah satu tanaman pangan altenatif untuk mengatasi masalah malnutrisi. Di Afrika dan Asia, daun kelor direkomendasikan sebagai suplemen yang mengandung zat gizi tinggi untuk ibu menyusui dan anak pada masa pertumbuhan. Menurut Peraturan Menteri kehutanan Nomor: P.35/Menhut-II/2007 kelor digolongkan sebagai salah satu komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) kelompok hasil tumbuhan. Komoditas yang termasuk HHBK adalah hasil hutan hayati, baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya, kecuali kayu yang berasal dari hutan.

 

Kandungan nilai gizi yang tinggi, khasiat, dan manfaat yang terkandung di dalamnya menyebabkan kelor dijuluki sebagai mother’s best friend, miracle tree, tree for life, dan amazing tree. Kelor diyakini memiliki potensi untuk mengatasi kekurangan gizi, kelaparan, serta mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit di seluruh dunia. Bagian tanaman kelor, mulai dari daun, buah, biji, bunga, kulit, batang hingga akar memiliki manfaat yang besar. Namun, di Indonesia sendiri pemanfaatan kelor belum banyak diketahui. Masyarakat sebatas mengenal kelor sebagai salah satu jenis sayuran yang tidak begitu populer seperti bayam. Bahkan tidak sedikit yang mengenal kelor hanya sebagai tanaman hias yang ditanam di pekarangan. Di beberapa wilayah, pemanfaatan kelor digunakan untuk memandikan jenazah, meluruhkan jimat, dan sebagai pakan ternak.

Di Indonesia, tanaman kelor dikenal dengan nama yang berbeda di setiap daerah, seperti kelor (Jawa, Sunda, Bali), maronggih (Madura), moltong(Flores), keloro (Bugis), ongge (Bima), murong atau barunggai (Sumatera). Tanaman kelor merupakan spesies dari keluarga monogenerik yang banyak dibudidayakan, yaitu miringaceae yang berasal dari India sub-Himalaya, Pakistan, Bangladesh, dan Afganistan. Pohon yang pertumbuhannya cepat ini telah digunakan sejak zaman dulu oleh orang Romawi Kuno, Yunani, dan Mesir dan sampai saat ini masih menjadi tanaman naturalisasi di daerah tropis.

Klasifiksi tanaman kelor

Kingdom              : Plantae

Divisi                      : Spermatophyta

Subdivisi              : Angiospermae

Kelas                     : Dicotyledoneae

Ordo                      : Brassicales

Genus                   : Moringa

Spesies                 : Moringa oliefera Lamk.

 

 

Morfologi tanaman kelor

Tanaman kelor merupakan tanaman berkayu lunak yang memiliki tinggi mencapai 12 meter dengan diameter batang sekitar 30 cm. Daunnya memiliki karakteristik bersirip tak sempurna, berbentuk seperti telur, dan berukuran kecil seukuran ujung jari. Helaian anak daunnya berwarna hijau hingga hijau kecoklatan, berbentuk bulat telur atau bulat telur terbalik, dengan ukuran panjang 1-3 cm lebar 4 mm-1 cm, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, dan tepi daun rata. Kulit akar beraroma tajam dan pedas, bagian dalam berwarna kuning pucat, bergaris halus. Akarnya tidak bertekstur keras, bentuknya tidak beraturan, permukaan luar kulit agak licin, permukaan dalam agak berserabut, bagian kayu coklat muda atau krem berserabut.

Kelor merupakan tanaman yang berumur panjang dan berbunga sepanjang tahun. Bunga kelor ada yang berwarna putih, putih kekuningan (krem), atau merah, tergantung jenis atau spesiesnya. Tudung pelepah bunganya berwarna hijau dan mengeluarkan aroma wangi. Di Indonesia umumnya bunga kelor berwarna kekuning-kuningan.

Tempat tumbuh dan perbanyakan

Kelor merupakan tanaman tropis yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 meter ini tumbuh subur mulai dari dataran 0 sampai 1000 mdpl. Kelor dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis pada semua jenis tanah kecuali tanah berlempung berat, dengan pH tanah netral sampai sedikit asam. Tanaman kelor tahan terhadap musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai enam bulan.

Kandungan dan manfaat

Berbagai bagian dari tanaman kelor, seperti daun, akar, biji, kulit, kayu, buah, dan bunga bertindak sebagai stimulan jantung dan peredaran darah, memiliki khasiat antitumor, antihipertensi, menurunkan kolesterol, antioksidan, antidiabetik, anti-bakteri, dan antijamur.

Daun kelor telah banyak diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Tanaman ini sangat kaya akan nutrisi, di antaranya kalsium, zat besi, fosfor, kalium, zinc, protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin K, asam folat, dan biotin. Daun kelor juga mengandung berbagai macam asam amino, antara lain asam amino yang berbentuk aspartat, asam glutaman, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, argini, venilalanin, triftopan, sistein, dan metionin.

Manfaat tanaman kelor

  1. Sebagai bahan pangan

Tanaman kelor merupakan tanaman yang mengandung banyak gizi dan mengatasi malnutrisi pada balita dan ibu menyusui. Daun tanaman kelor dapat dikonsumsi dalam kondisi segar, dimasak, atau disimpan dalam bentuk tepung. Proses pengolahan daun kelor menjadi tepung dapat meningkatkan nilai kalori, kandungan protein, kalsium, zat besi, dan vitamin A. Hal ini dikarenakan pada saat proses pengolahannya akan terjadi pengurangan kadar air pada daun kelor. Hampir semua bagian tanaman kelor dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan.

  • Batang

Batang  kelor umumnya bermanfaat sebagai pagar hidup yang ditanam di pekarangan atau sebagai tanaman pembatas lahan. Bagian yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan adalah kulit batangnya, yakni dengan cara kulit batang dikerik hingga bagian kayu kemudian ditabur di atas daging atau ikan yang sedang direbus.

  • Daun

Daun tanaman kelor dimanfaatkan sebagai sayuran sehari-hari. Kelor dapat dimasak dengan ataupun tanpa santan menjadi sayur yang dihidangkan bersama nasi.

  • Buah

Sama halnya dengan daunnya, buah tanaman kelor dimanfaatkan sebagai sayuran sehari-hari. Diolah menjadi sayur bening ataupun sayur bersantan. Buah tanaman kelor dibersihkan kulitnya terlebih dahulu lalu dipotong-potong seukuran sekitar 5 cm. Potongan tersebut kemudian diolah bersama bahan lain seperti terong atau kacang panjang dll.

2. Untuk kesehatan dan pengobatan

  • Menurunkan berat badan

Kelor memberikan efek merangsang dan melancarkan metabolisme tubuh sehingga dapat membakar kalori lebih cepat.

  • Antidiabetes

Antidiabetes berasal dari kandungan seng yang tinggi seperti mineral yang sangat dibutuhkan untuk memproduksi insulin.

  • Mencegah penyakit jantung

Kelor menghasilkan lipid terosidari lebih rendah serta memberikan perlindungan pada jaringan jantung dari kerusakan struktural.

  • Menyehatkan rambut
  • Menyehatkan mata

Kelor mengandung vitamin A yang tinggi pada kelor sehingga jika dikonsumsi secara rutin dapat membuat penglihatan menjadi jernih. Menggunakan rebusan daun kelor untuk membasuh mata yang sedang sakit atau dengan menumbuk daun kelor lalu mencampurnya dengan segelas  air yang kemudian diaduk dan diendapkan dapat menjadi obat tetes mata alami.

  • Mengobati rematik:

Kandungan kalsium yang tinggi pada kelor dapat memenuhi kebutuhan kalsium pada tulang. Daun kelor juga bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit pada persendian karena penumpukan asam urat.

  • Mengobati herpes/kurap
  • Mengobati penyakit dalam seperti luka lambung, luka usus, dan batu ginjal. Antioksidan yang terkandung dalam daun kelor sangat bagus untuk mengatasi masalah pencernaan
  • Mengobati kanker

Kandungan antioksidan dan potasium yang tinggi pada kelor bermanfaat untuk mengobati kanker. Antioksidan akan bermanfaat dalam menghalangi perkembangan sel-sel kanker sedangkan potasium berfungsi untuk menyingkirkan sel-sel kanker. Selain itu, asam amino yang terkandung dalam daun kelor dapat meningkatkan sistem imun.

  1. Mengatasi masalah lingkungan

Tanaman kelor merupakan tanaman yang memiliki toleransi terhadap kekeringan sehingga penanaman kelor di pekarangan rumah dapat memberikan manfaat ganda, sebagai tanaman sayur dan tanaman penghijauan. Biji kelor merupakan koagulan alami untuk mengatasi pencemaran air limbah oleh pewarna sintetis. Biji kelor berperan penting dalam pengelolaan air untuk memperbaiki kualitas air, fungsinya untuk mereduksi kadar logam berat (petersen et al. 2016, Yuliastri 2010). Selain itu ekstrak daun kelor dapat berfungsi sebagai antimikroba untuk menjernihkan air (Krisnadi, 2015).

  1. Untuk kecantikan

Aktivitas antioksidan pada ekstak daun kelor banyak digunakan sebagai campuran untuk hand & body cream. Daun kelor mengandung vitamin B2 yang bermanfaat untuk mengatasi kulit kering dan menjaga kelembaban kulit.

Info plus

Mengolah daun kelor menjadi teh

Salah satu cara untuk mendapatkan manfaat daun kelor dengan cara yang praktis adalah dengan membuat teh daun kelor. Berikut ini adalah cara  mengolah daun kelor menjadi bubuk teh.

  1. Petiklah daun kelor yang masih segar dan muda. Biasanya, daun kelor muda adalah daun yang di dekat pucuk dan bewana hijau muda.
  2. Rendam daun kelor dalam air bersih dengan tujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang menempel.
  3. Setelah dicuci bersih, keringkan daun kelor. Letakkan daun kelor di sebuah nampan pada udara terbuka. Usahakan untuk tidak meletaknnya di bawah sinar matahari langsung. Sebab, paparan sinar matahari akan membuat kandungan gizinya berkurang.
  4. Setelah daun kelor kering sempurna, tumbuk ataublender hingga menjadi bubuk halus.
  5. Simpan daun kelor yang sudah menjadi bubuk di dalam wadah khusus dan letakkan di tempat yang sejuk. Tujuanpenyimpan seperti ini adalah untuk menghilangkan enzim oksidatif yang membuat daun kelor bubuk tidak bisa awet dan tahan lama.
  6. Jika ingin membuat teh, ambil satu atau dua sendok makan daun kelor bubuk kemudian seduh dengan air panas. Untuk penyajiannya dapat ditambah dengan madu.

 

Kontributor:

Kelompok A Workshop Kolaboratif Ensiklopedia Jamu Sesi 5