Jamupedia

Katuk

Daun katuk merupakan salah satu jenis sayuran yang belum banyak dibudidayakan secara komersial seperti halnya bayam atau kangkung. Jenis sayuran ini biasanya dikonsumsi oleh perempuan setelah melahirkan, karena salah satu khasiat yang paling dikenal dari daun katuk ini adalah untuk melancarkan ASI. Padahal sebenarnya, banyak manfaat dan khasiat yang terkandung di dalamnya, hanya saja banyak yang belum mengetahuinya. Katuk (Sauropus androgynus (L) Merr.)dikenal dengan berbagai nama. Di Indonesia katuk dikenal dengan nama memata, mata-mata, cekop manis, simani (Sumatera),katu, babing, katukan (Jawa), kerakur (Madura), katuk (Bengkulu). Di negara lain katuk dikenal dengan nama cekumanis(Malaysia), binahian (Filipina/Tagalog), Ngub (Kamboja).

 

Klasifikasi tanaman katuk

Divisi                      : Spermatophyta

Sub divisi             : Angiospermae

Kelas                     : Dicotyledoneae

Bangsa                  : Graniales

Suku                      : Euphorbiaceae

Sub suku              : Phyllathoideae

Marga                   : Sauropus

Jenis                      : Sauropus androgynus L. Merr

 

Morfologi tanaman

Tanaman katuk merupakan tanaman perdu yang tumbuh menahun dengan bentuk pohon yang ramping. Tanaman katuk terlihat seperti tanaman semak kecil dengan ketinggian sekitar 3 meter. Katuk sering ditanam beberapa batang sekaligus sebagai pagar tanaman. Saat masih muda, batang katuk berwarna hijau, ketika sudah tua berubah menjadi kelabu keputihan. Batangnya merupakan batang berkayu dengan percabangan jarang. Daunnya tumbuh selang-seling pada satu tangkai dengan bentuk daun lonjong sampai bundar. Pada setiap satu cabang rata-rata terdapat 11-21 helai daun. Bunganya berbentuuk unik dan berwarna putih kemerahan, keluar dari ketiak daun atau di antara satu daun dengan daun yang lain. Buahnya berbentuk bulat, berukuran kecil, dan berwarna putih.

Tempat tumbuh dan perbanyakan

Tanaman katuk tumbuh menyebar di wilayah India, Malaysia, dan Indonesia. Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan, dengan kondisi yang teduh dan cukup air. Katuk dapat tumbuh berkelompok atau pun individu. Katuk tumbuh pada ketinggian 5-1300 mdpl. Di Jawa,  katuk dapat tumbuh pada wilayah dengan hingga 1300 mdpl. Tanaman yang banyak ditanam sebagai tanaman pagar dan tanaman pembatas ini banyak dibudidayakan di Jawa, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Bengkulu dll.

Tanaman katuk dapat diperbanyak dengan cara stek batang. Untuk melakukan stek, pilihlah batang yang belum terlalu tua. Apabila produksi daun sudah sedikit, tanaman katuk dapat diremajakan dengan cara pemangkasan  batang utama.

Kandungan dan khasiat

Daun katuk merupakan jenis sayuran hijau yang kaya akan zat gizi dan zat metabolic sekunder sehingga katuk bisa dimanfaatkan sebagai sayur dan sebagai obat herbal. Katuk kaya akan besi, provitamin A dalam bentuk beta karotin, vitamin C, minyak sayur, protein, dan mineral.

Katuk mengandung zat gizi tinggi, antibakteri, dan mengandung beta karoten sebagai zat aktif karkas. Senyawa fitokimia yang terkandung dalam katuk adalah: saponin, flavonoid, dan tanin. Isoflavonoid yang terkandung dalam daun katuk menyerupai estrogen yang berkhasiat memperlambat berkurangnya massa tulang (oesteomalasia). Zat saponin terbukti berkhasiat sebagai antikanker, antimikroba, dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh (Santoso, 2009).

Katuk untuk pengobatan

  1. Pelancar ASI bagi ibu yang baru melahirkan dan membersihkan darah kotor
  • Daun katuk sering menjadi menu atau sayur wajib bagi ibu yang baru melahirkan. Sebab, khasiat daun katuk untuk melancarkan ASI sudah terbukti. Konsumsinya adalah dengan diolah menjadi sayur atau dimakan sebagai lalap.
  1. Bisul atau borok
  • Ambil daun katuk secukupnya dan cuci bersih. Tumbuk daun katuk hingga halus kemudian tempelkan pada bagian yang sakit.
  1. Penyakit frambusia dan susah buang air kecil
  • Ambil daun katuk secukupnya, cuci bersih kemudian rebus dengan air. Minumlah air rebusan tersebut secara teratur.