Ciplukan
Ciplukan (Physalis Angulata L.) merupakan tanaman liar yang dewasa ini diketahui khasiatnya untuk kesehatan dan pengobatan. Buah dengan rasa asam-manis ini saat ini banyak dijual di pasar swalayan atau toko online dengan harga yang cukup tinggi. Tanaman liar yang jamak tumbuh di tegalan atau lahan kosong ini bisa dibandrol dengan harga ratusan ribu rupiah per kilogram.
Sumber gambar: unair.ac.id
Ciplukan dikenal dengan berbagai nama, seperti daun boba, daun kopo-kopo, daun loto-loto (Ambon-Maluku), cecendet, cecendetan, cecendetan kunir, cecenet (Sunda), ciplukan, ceplukan, ceplokan (Jawa), Yurnyuran (Madura), keceplokan (Bali), letokan (Minahasa). Di Inggris, buah ciplukan dikenal dengan nama morel berry.
Klasifikasi tanaman Ciplukan
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Ordo : Solonales
Famili : Solonaceae
Marga : Physalis
Spesies : Physalis angulata L.
Sumber gambar: https://health.detik.com/
Morfologi tanaman ciplukan
Ciplukan merupakan tanaman terna semusim yang memiliki tinggi antara 0,1-1 meter. Batangnya tegak, memiliki percabangan yang menggarpu, membentuk segi empat, dan di dalam batangnya terdapat rongga. Daun ciplukan merupakan daun tunggal, berbentuk bulat telur memanjang dengan ujung meruncing. Panjang daun sekitar 5-15 cm dan lebar 2,5-10,5 cm.
Bunganya ciplukan merupakan bunga tunggal. Bunganya terletak di ujung daun, simetris, dan berjumlah banyak. Bunga ciplukan termasuk bunga hermaprodit yang terdiri atas perhiasan bunga, putik, dan benang sari. Perhiasan bunga terdiri atas kelopak dan mahkota. Kelopaknya terdapat pada lingkaran luar, berwarna hijau, berjumlah lima, saling berdekatan, terletak di sebelah dalam lingkaran kelopak dan berwarna putih kekuningan. Bunga ciplukan memiliki satu putik majemuk yang terdiri atas satu bakal buah dengan tiga karpel yang saling berdekatan, satu tangkai putik, dan satu kepala putik. Benangsari bunga ciplukan berjumlah lima, terdiri atas kepala sari dan tangkai sari yang terdapat di sepanjang kepala sari. Bentuk bunga ciplukan menyerupai lonceng, berwarna kuning terang dengan noda-noda coklat atau kuning-coklat.
Buah ciplukan terbungkus kelopak yang menggelembung berbentuk telur dengan ujung meruncing, berwarna hijau muda kekuningan, berukuran sekitar 2-4 cm. Buah buni di dalamnya berbentuk bulat memanjang berukuran antara 1,5-2 cm. Saat sudah masak buahnya berwarna kekuningan. Biji ciplukan memiliki warna putih saat buah masih muda dan berubah menjadi coklat saat buah sudah masak. Umumnya pada setiap buah terdapat 129-207 biji, tergantung ukuran buah.
Tempat tumbuh dan perbanyakan
Tanaman ciplukan dapat tumbuh liar di dataran rendah hingga ketinggian 1.550 mdpl (idealnya di bawah 1200 mdpl). Ciplukan dapat tumbuh di tanah tegalan, sawah kering, pekarangan, lereng-lereng tepi sungai, atau di lahan kosong yang tidak terlalu becek. Untuk kepentingan budidaya, ciplukan cocok ditanam di tanah berpasir sampai liat yang kaya bahan oganik (lebih dari 4%), dengan pH antara 5,5-6,8 dengan kondisi tanah tidak tergenang.
Ciplukan dapat diperbanyak atau dibudidayakan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif dilakukan dengan biji. Sementara itu, perbanyakan dengan cara vegetatif dilakukan dengan stek runduk atau yang juga sering disebut dengan cangkok tanah. Caranya adalah dengan merundukkan cabang pohon induk sampai menyentuh tanah lalu menutupnya dengan media.
Sumber gambar: www.kompas.com/
Kandungan dan manfaat
Manfaat dan khasiat ciplukan untuk kesehatan dan pengobatan belum banyak diketahui oleh masyarakat umum sehingga belum banyak yang melakukan budidaya ciplukan untuk dikomersilkan. Tanaman ciplukan mengandung beberapa zat kimia yang berkhasiat untuk pengobatan. Hampir seluruh bagian tanaman memiliki kandungan yang berkhasiat. Daunnya mengandung saponin dan flavanoid. Kulit buahnya mengandung C77H44O-H2O. Cairan di dalam buahnya mengandung zat gula. Bijinya mengandung elaidic acid, protein, minyak lemak dengan komponen utama asam palmitat, dan asam stearat. Batangnya mengandung fisalin dan withangulatin. Tunas hasil kultur jaringannya mengandung flavanoid dan saponin (Novilia, 2008).
Khasiatnya pun dirasakan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Masyarakat tradisional di Indonesia sering memanfaatkan daunnya untuk mengobati luka atau borok, radang kandung kemih, limpa, dan hati. Mandi dengan air rebusan ciplukan baik untuk meredakan peradangan pada kulit rematik. Ada juga yang menggunakannya untuk mengatasi sakit tenggorokan, sakit perut, malaria, asma, ginjal, kandung kemih, penyakit kuning, asam urat, dan demam. Buahnya dimanfaatkan untuk mengobati bisul, luka, konstipasi, dan masalah pencernaan.
Sejatinya ciplukan adalah buah asli Amerika yang tersebar luas di daerah tropis di dunia. Dikutip dari Tirto.id, Di lembah amazon, masyarakat memanfaatkan ciplukan untuk dibuat jus dan dipercaya sebagai obat penenang, untuk membersihkan hati, antirematik, dan meredakan sakit telinga. Di Taiwan, ciplukan digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi diabetes, hepatitis, asma, dan malaria. Di Peru, penduduk tradisional menggunakan daun ciplukan untuk mengatasi penyakit hati, malaria, dan hepatitis. Di Afrika Barat, ciplukan dipercaya dapat menyembuhkan kanker. Menurut Mahalaksmi dan Ramesh Nivadani dalam Indo American Journal of Pharmaceutical Research (2014), studi dan penelitian terkait buah ciplukan menunjukkan bahwa ciplukan memiliki efek terkait imunologis atau sistem kekebalan tubuh.
Ciplukan untuk pengobatan
- Menyembuhkan diabetes mellitus
-
- Pohon ciplukan yang sudah berbuah, cabut se-akarnya kemudian bersihkan. Tanaman tersebut dilayukan terlebih dahulu kemudian direbus dengan 750 cc air. Rebus hingga mendidih dan menyisakan sekitar 250 cc. Saring kemudian minum 1x sehari.
- Menyembuhkan penyakit ayan/epilepsi
-
- Siapkan 8-10 biji buah ciplukaan yang sudah matang, cuci bersih dan makan langsung secara rutin sehari 3x. Lakukan pengobatan ini sampai sembuh. Cara konsumsi lainnya adalah dengan mengolah buahnya menjadi jus.
- Mengatasi borok atau luka yang sudah lama
-
- Daun ciplukan sebanyak 1 genggaman orang dewasa (sekitar 200 gram), air kapur sirih sebanyak 2 sdm. Tumbuk halus kedua bahan tersebut kemudian tempelkan pada bagian yang sakit. Lakukan secara teratur setiap hari 2 x sampai sembuh.
- Menghambat pertumbuhan sel kanker
-
- Buah ciplukan secukupnya, air matang secukupnya, es batu (opsional), dan madu murni secukupnya. Kupas buah ciplukan kemudian cuci bersih, lalu blender bersama air matang, es batu, dan madu murni. Saring kemudian minum secara rutin. Cara yang lebih praktis adalah dengan memakan buah ciplukan secara rutin setiap hari.
Kontributor:
Kelompok C Workshop Kolaboratif Ensiklopedia Jamu Sesi 2