Jamupedia

Ini Daerah Selain Jawa yang Juga Memaksimalkan Pengobatan Herbal Jamu

"Daerah Tanah 600, Medan, Sumatera Utara dikenal sebagai perkampungan yang sejak dulu memanfaatkan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Pada November 2006 silam, wilayah Tanah 600 telah mendapat piagam penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Desa tersebut dinobatkan sebagai daerah yang berpotensi besar mengembangkan TOGA Sumatera Utara"

Diterbitkan oleh : administrator  -  04/01/2025 20:00 WIB

0 Menit baca.

Pengobatan menggunakan herbal/jamu sudah menjadi tradisi bagi masyarakat di Pulau Jawa. Berbagai tanaman berkhasiat diracik dan dikonsumsi dengan tujuan mengobati penyakit tertentu atau untuk menjaga stamina dan imunitas tubuh. Namun tahukah Sobat bahwa ternyata banyak wilayah di luar Pulau Jawa yang juga memanfaatkan pengobatan herbal? 

Sumber: resepmasakaa.web.app

Dalam Buletin Penelitian Kesehatan Vol.40 no.3, September 2012, berjudul ‘Gambaran Praktik Penggunaan Jamu oleh Dokter di Enam Provinsi di Indonesia’ karya Agus Purwadianto, et al disebutkan bahwa Indonesia sudah ada 11 provinsi yang memiliki Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T). Dari 11 provinsi, enam di antaranya dijadikan subjek penelitian. Salah satu provinsi di luar Jawa yang dijadikan subjek adalah Provinsi Bali.

Di Bali sendiri ada pengobatan herbal menggunakan jamu yang cukup populer, yaitu menggunakan jamu Loloh Cemcem. Jamu ini banyak diproduksi di Desa Panglipuran, Kabupaten Bangli, Bali. Bahan utamanya daun kecemcem atau kedondong dan kadang ada yang dicampur temulawak. Jamu ini memiliki perpaduan rasa asam, asin, manis, pedas, dan asam. Jamu ini banyak dikonsumsi untuk mengatasi panas dalam, mengatasi sembelit, hingga menurunkan tekanan darah.

Sumber: www.kintamani.id

Melompat jauh ke Pulau Sumatera, ada daerah bernama Tanah 600, Medan, Sumatera Utara. Daerah ini dikenal sebagai perkampungan yang sejak dulu memanfaatkan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Pada November 2006 silam, wilayah Tanah 600 telah mendapat piagam penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Desa tersebut dinobatkan sebagai daerah yang berpotensi besar mengembangkan TOGA Sumatera Utara.

Di kampung Tanah 600 gencar dilakukan penyuluhan pemanfaatan TOGA yang melibatkan seluruh masyarakat. Secara umum masyarakat diimbau untuk menyisihkan areal halaman rumah sebesar 2×1 meter untuk menjadi lahan penanaman TOGA. 

Warga Tanah 600 menanam berbagai jenis TOGA antara lain, kunyit, jahe, temulawak, seledri, rumput-rumputan bahan obat, dan masih banyak lagi. Di kampung tersebut terdapat beberapa rumah yang difungsikan untuk memproduksi TOGA menjadi jamu dan minuman obat. Hal ini diperlukan karena tidak semua warga benar-benar bisa meracik jamu dan minuman obat.

TOGA yang ditanam di Tanah 600 tak sepenuhnya tanaman herbal lokal. Para pegiat TOGA di sana mencari berbagai jenis TOGA dari berbagai daerah. Mereka sampai ke Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan untuk melengkapi koleksi TOGA. Hal itu juga memunculkan tantangan baru untuk merawat TOGA agar tetap tumbuh subur.

Dari Medan, mari kita beralih ke Madura. Empat Kabupaten di Pulau Madura, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep, semuanya memiliki produsen jamu khas Madura. Sebagian besar jamu yang diproduksi lebih diperuntukkan kepada konsumen perempuan, untuk kebutuhan kesehatan reproduksi, kesehatan ibu menyusui, dan masalah kewanitaan lainnya.

Dikutip dari Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol.2, no.1, Feb 1998, yang berjudul, ‘Inventarisasi Jamu Madura yang Dimanfaatkan untuk Pengobatan Atau Perawatan Gangguan Kesehatan Berkaitan dengan Fungsi Reproduksi Wanita’, dijelaskan bahwa jamu khas Madura memiliki bau yang lebih tajam dibanding jamu dari daerah lain. Hal itu didapat dari jenis rempah seperti kemukus, jinten hitam, cengkeh, kapulaga, kayu manis, adas, pulosari, maja keling, josukun, dan masih banyak lagi.

Jamu khas Madura biasanya memiliki satu bahan utama yang sama, kemudian untuk mendapatkan khasiat yang berbeda ditambahkan herbal-herbal lainnya. Bahan inti jamu di Madura terdiri dari sekitar 30-40 bahan mentah. Tiap satu jenis jamu kurang lebih memakai 10-30 bahan mentah.