Berbagai Jenis Kerokan Saat Demam Dari Berbagai Belahan Dunia
"Kerokan saat demam ternyata bukan hanya ada di Indonesia. Beberapa negara di Asia juga melakukan pengobatan tradisional serupa"Diterbitkan oleh : Farida - 10/01/2025 09:12 WIB
0 Menit baca.
Kerokan saat demam merupakan kebiasaan banyak orang di negeri ini, khususnya mereka para generasi pendahulu. Kerokan dipercaya mampu menyembuhkan penyakit-penyakit ringan seperti masuk angin, batuk, dan flu. Kalau diteliti, kerokan saat demam ini tak hanya ada di Indonesia saja, beberapa negara Asia lainnya juga memiliki pengobatan tradisional serupa.
Sumber: https://www.agtvnews.com
Kerokan bisa juga disebut dengan kerikan, sebuah pengobatan tradisional yang dilakukan dengan menggores bagian tubuh secara berulang yang menyebabkan bagian tubuh yang digores memerah.
Kerokan saat demam biasanya menggunakan alat bantu benda tumpul sebagai alat gores. Alat kerokan bisa terbuat dari batu alam, batok kelapa, hingga semakin ke sini menggunakan uang koin. Ujung tumpul di alat-alat tersebut berfungsi untuk menggores, biasanya punggung, agar tidak menyebabkan luka sobek pada kulit.
Efek Kerokan
Banyak orang menyukai kerokan saat demam karena ada efek nyaman dan segar setelah kerokan. Hal tersebut bukanlah isapan jempol belaka. Laman Halodoc menjelaskan kerokan bisa memicu produksi endorfin yang merupakan morfin alami pada tubuh, sehingga menghilangkan rasa sakit.
Kerokan juga dapat melebarkan pembuluh darah. Saat dikerok, sel-sel darah merah dan oksigen lebih mudah untuk beredar ke seluruh tubuh. Efeknya tubuh menjadi segar.
Sumber: https://doktersehat.com
Selain itu, kerokan akan menekan produksi prostaglandin, sebuah asam lemak yang membuat tubuh nyeri. Berkurangnya prostaglandin, maka membuat tubuh menjadi lebih segar bugar.
Kerokan Dari Berbagai Negara
Pengobatan tradisional kerokan ternyata tidak hanya dilakukan oleh orang Indonesia. Negara tetangga seperti Tiongkok, Vietnam, dan Kamboja juga memiliki pengobatan tradisional yang mirip dengan kerokan.
Di Tiongkok kerokan disebut dengan Gua Sha. Alat yang digunakan biasanya adalah batu jade, tanduk kerbau, hingga sendok sup. Biasanya alat Gua Sha sudah ditempa terlebih dahulu dan digunakan berkali-kali sehingga cocok dengan kebiasaan pengguna. Efeknya, ada banyak sekali bentuk-bentuk alat Gua Sha.
Sumber: brilio.net
Kalau kerokan cenderung dilakukan untuk menyembuhkan masuk angin, Gua Sha dilakukan untuk lebih banyak jenis penyakit. Dikutip dari laman Health Kompas, Gua Sha dilakukan untuk meningkatkan imun tubuh. Selain itu Gua Sha juga dipercaya mampu meringankan nyeri otot persendian. Sebuah riset pada 2017 menunjukkan bahwa Gua Sha bisa mempercepat penyembuhan otot para altet angkat besi.
Kalau kerokan bisa dibilang hanya untuk punggung, dada, hingga leher, Gua Sha ada yang dilakukan untuk perawatan wajah. Biasanya menggunakan batu alam atau giok yang dipercaya baik untuk kecantikan dan kesehatan kulit wajah.
Sumber: https://www.lazada.vn
Di Vietnam pengobatan tradisional mirip kerokan disebut dengan Cao Gio. Dikutip dari jurnal Cao Gio (Coin Rubbing): Vietnamese Attitudes Toward Helath Care, dijelaskan bahwa Cao Gio adalah praktik pengobatan tradisional dengan cara menggosok kulit dengan koin.
Dari pengertian tersebut Cao Gio bisa dibilang lebih mirip dengan kerokan di Indonesia daripada Gua Sha. Cao Gio juga dilakukan untuk menyembuhkan keluhan seperti masuk angin, pegal-pegal, atau kecapaian.
Di Kamboja kerokan disebut dengan Goh Kyol yang dalam bahasa Inggris disebut dengan rubbing the wind atau menggosok angin. Kata kyol berarti penyakit angin atau kita kerap menyebutnya dengan masuk angin.
Tidak banyak referensi yang membahas tentang Goh Kyol, praktik Goh Kyol sangat mirip dengan kerokan yang biasa kita lakukan di Indonesia.
Kerokan saat demam atau apapun penyebutannya di berbagai negara, hingga kini masih eksis. Kebiasaan ini bahkan sudah menyebar hingga Eropa dan Amerika melalui orang-orang keturunan Asia yang tinggal di sana.