Yuk Cobain Batimung, Perawatan Pranikah Khas Banjar

Berdasarkan buku Batimung: Pengobatan Tradisional di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan, karya Sisva Maryadi dan Saefudin, 2017, yang diterbitkan Kepel Press, diungkapkan bahwa Batimung sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Perawatan batimung disebut juga  dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat di Jawa. Secara sederhana, batimung memiliki tujuan untuk mengeluarkan keringat sebanyak mungkin agar bau tidak sedap bisa keluar dari badan.

Sumber: lifestyle.kompas.com

Batimung dibagi menjadi dua jenis, ada Batimung Kesehatan dan Batimung Pengobatan. Untuk Sobat yang memerlukan perawatan pranikah, bisa mencoba Batimung Kesehatan. Batimung kesehatan kerap menjadi salah satu syarat bagi calon pengantin yang berdomisili di daerah Banjar atau memiliki garis keturunan orang Banjar. Meski demikian, kini Batimung juga bisa dilakukan bagi siapapun yang ingin mencoba.

Tujuan Batimung Kesehatan adalah menghilangkan bau badan dan menggantikan dengan bau wangi yang akan didapatkan selama proses batimung. Biasanya batimung dilakukan satu pekan atau tiga hari sebelum hari pernikahan. Tujuan batimung pranikah agar saat prosesi pernikahan kedua pengantin tidak mudah lelah dan keringat yang keluar dari tubuh memiliki aroma harum.

Sumber: www.jawapos.com

Batimung sebagai perawatan pranikah memiliki setidaknya sembilan tahapan. Apa saja? Simak selengkapnya di bawah ini.

• Mencari Ramuan

Sebagai langkah pertama perawatan pranikah, Sobat harus mencari berbagai macam daun, seperti daun lengkuas, daun dilam, pudak, serai wangi, daun pandan dan limau purut. Untuk wangi-wangian ditambahkan bunga seperti mawar, melati, kenanga, cempaka, atau yang lainnya sesuai ketersediaan.

• Ma’racik

Proses ini berarti memotong rempah daun dan bunga yang sudah disiapkan. Tujuannya agar mudah diaduk saat direbus.

• Ma’aduk

Proses ini berarti mencampurkan semua rempah yang sudah dipotong ke sebuah wadah berisi air.

• Ba’jajarang

Tahap ini adalah proses mencampurkan semua rempah ke dalam wadah yang biasa disebut kuantan tanah. Wadah ini biasa juga disebut dengan tembikar. Ukuran wadahnya tidak lebih dari 20cm.

• Ma’urak

Tahapan ini berarti menyiapkan alat-alat untuk membungkus tubuh calon pengantin yang akan ditimung. Salah satu alat yang wajib digunakan adalah tikar purun, sebuah tikar anyaman yang bisa menghambat uap agar tidak langsung menghilang. Selain itu juga perlu disiapkan kain atau sejenis sarung, serta selimut berbahan tebal untuk melapisi tikar purun.

• Ma’urai

Tahapan ini masih menggunakan tikar purun. Bedanya, di Ma’urak, tikar purun, selimut, dan sarung digunakan untuk membungkus orangnya, di Ma’urai tikar purun dibuat melingkar di luar tubuh yang di timung untuk melindungi badan selama proses batimung.

• Ma’angkut

Di langkah ketujuh ini hasil rebusan rempah yang sudah mendidih dimasukkan ke tikar purun yang sudah disiapkan untuk batimung.

Sumber: www.wahyudiansyah.com

• Batimung

Ini adalah puncak dari prosesi batimung, di mana orang yang akan ditimung didudukkan di kursi kecil. Di antara kedua kakinya diletakkan kuantan tanah yang sudah berisi rebusan rempah mendidih. Setelah mendapatkan posisi yang pas, badan yang ditimung akan dibalut, tikar purun, kemudian dilapisi kain-kain dan selimut yang tebal. Proses yang mirip spa ini dilakukan hingga air di kuantan mendingin. Frekuensi penguapan dilakukan sesuai kebutuhan.

• Wanas

Tahapan terahir adalah orang yang ditimung keluar dari gulungan tikar purun dan kain-kain. Setelah itu badannya dikeringkan menggunakan handuk.

Itulah langkah-langkah batimung untuk perawatan pranikah. Sobat bisa mencoba secara mandiri dengan bantuan keluarga atau juga bisa mencari layanan spa yang menyediakan layanan batimung.