Jamupedia

Badan POM Gelar Bursa Hilirisasi Inovasi Herbal Indonesia

"Menurut Penny K. Lukito, Kepala Badan POM RI, potensi yang dimiliki Indonesia harus dikawal terus agar dapat dikembangkan oleh para peneliti, sehingga dapat memenuhi permintaan akan obat tradisional dan suplemen kesehatan dari bahan alam yang semakin meningkat. Indonesia memiliki berjuta ragam tanaman obat yang berpotensi dikembangkan, yang jauh lebih besar dibanding negara lain."

Diterbitkan oleh : Kurnia HD  -  20/02/2020 08:23 WIB

2 Menit baca.

Tahukah sobat jika Indonesia memiliki tidak kurang dari 30.000 spesies tumbuhan maupun sumber daya laut? Maka jangan heran jika Indonesia dapat menjadi pengekspor produk obat herbal terbesar di dunia. Namun faktanya, sekitar 9.600 spesies tanaman dan hewan yang telah diketahui memiliki khasiat obat belum dimanfaatkan secara optimal sebagai obat herbal.

 

Untuk dapat bersaing di kancah global, Indonesia perlu memberikan fasilitas ruang gerak terhadap peneliti tanaman berkhasiat obat agar menghasilkan obat herbal yang bermutu dan berdaya saing. Penelitian di bidang obat herbal telah banyak dilakukan, baik di Institusi pendidikan seperti sekolah menengah dan perguruan tinggi maupun institusi peneliti lainnya, namun hanya sebatas pemenuhan kurikulum tanpa pengembangan hasil penelitian lebih lanjut.

“Banyak yang telah meneliti, namun terbatas ruang gerak dalam melakukan pengembangan produk, hingga belum menjadi produk komersil yang dapat berdaya jual,” ungkap Penny K. Lukito.

 

Kepala BPOM, Penny Lukito sedang berkunjung ke booth Bursa Hilirisasi Inovasi Herbal Indonesia 2020

Penny K Lukito menyebut Badan POM memiliki beberapa prioritas dalam empat tahun ke depan, antara lain pendampingan riset dan komersialisasi produk obat dan makanan dalam negeri, penguatan kelembagaan, percepatan pelayanan publik, dan penguatan kredibilitas di mata internasional.

“Badan POM mendampingi dimulai dari riset, hilirisasi untuk mengomersilkan, membuat hasil riset menjadi produk-produk obat dan makanan dalam negeri yang tidak hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri, tapi juga ekspor,” tuturnya.

Hal tersebut melandasi penyelenggaraan acara Bursa Hilirisasi Inovasi Herbal Indonesia 2020 pada 19-20 Februari 2020 di Balai Kartini Jakarta. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong para peneliti dari akademisi untuk lebih bersemangat dalam berkarya dan menggali sumber kekayaan alam Indonesia yang kaya akan tanaman obat. Tidak hanya meningkatkan pengetahuan, ajang ini sekaligus memberi kesempatan kepada para peneliti di bidang obat herbal untuk dapat menginformasikan dan mempromosikan hasil penelitiannya kepada pelaku usaha dan masyarakat.

Bursa Penelitian Herbal Indonesia 2020 meliputi serangkaian acara yaitu panggung edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan generasi milenial, pertemuan bisnis peneliti dan pelaku usaha, konsultasi layanan publik Badan POM, serta seminar ilmiah dengan pembicara dari dalam negeri dan luar negeri seperti Kohei Homma, Ph.D peneliti dari Amino Research, produsen bahan baku berbasis riset terkemuka di Jepang