Jamupedia

Temu Hitam

Temu hitam (Curcuma aeruginosa. Roxb) dikenal dengan nama daerah temu erang (Melayu), koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa), temo ereng (Madura), tamu leteng (Makasar), dan lotong (Bugis). Sama halnya dengan temulawak, temu hitam ini dikenal sebagai salah satu jamucekok untuk menambah nafsu makan anak.

 

Klasifikasi tanaman temu hitam

Kerajaan              : Plantae

Divisi                      :Magnoliophyta

Kelas                     : Liliopsida

Ordo                      : Zingiberales

Famili                    : Zingiberaceae

Genus                   : Curcuma

Spesies                 : Curcuma aeruginosa roxb.

Sumber gambar: https://www.tokopedia.com/

 

Morfologi tanaman temu hitam

Temu hitam merupakan tanaman semak berumur tahunan yang bisa tumbuh mencapai 2 meter. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Jika ditanam di dataran rendah, tiap rumpun bisa menghasilkan 12 anakan sedangkan jika ditanam di dataran tinggi hanya mampu menghasilkan 5 anakan. Umbinya merupakan umbi batang atau rimpang, berukuran besar, dan bercabang merata. Jika umbi yang sudah tua dipotong, terlihat warna daging agak kebiruan seperti timah. Warna luar umbinya kuning dan mengkilap dengan ujung berwarna merah muda. Batangya merupakan batang semu berwarna hijau yang tingginya sekitar 50 cm. Permukaan daun bagian atas bergaris menyirip dan pinggiran daunnya rata. Daun tidak berbulu, ibu tulang daun atau kedua sisinya berwarna coklat merah sampai ungu. Ukuran panjang daunnya rata-rata 39,20 cm dan lebarnya 12,20 cm. Jumlah daun pada setiap rumpunnya mencapai enam helai. Umumnya tanaman ini berbunga pada bulan ke-5. Bunganya bewarna ungu, dengan tangkai bunga bewarna hijau. Jika rimpangnya dipotong melintang akan terlihat daging rimpang berwarna putih dan berbentuk cincin. Jika rimpang diirus-iris akan tampak seperti cincin berwarna biru atau keabuan. Kulit rimpang yang sudah tua umumnya putih kotor dengan daging  berwarna kelabu. Rimpangnya memiliki bau yang cukup harum dan memiliki rasa yang getir. Rimpang tumbuh pada kedalaman sekitar 11,60 cm dengan panjang akar 17 cm. Ketebalan rimpang muda sekitar 2,20 cm.

 

Sumber gambar: ttps://ahsanfile.wordpress.com

Tempat tumbuh dan perbanyakan

Temu hitam banyak tumbuh liar di hutan-hutan jati, padang rumput, ladang atau pekarangan. Tanaman ini cocok ditanam pada lahandengan ketinggian 400-750 mdpl. Temu hitam tersebar mulai dari Myanmar, Kamboja, Indocina, sampai ke Pulau Jawa. Pebanyakan tanaman dilakukan dengan rimpangnya. Untuk perbanyakan, pilihlah rimpang yang sudah tua dan memiliki beberapa mata tunas.

Kandungan dan khasiat

Temu hitam mengandung minyak atsiri (turmerene-zingiberene),kurkuminoid, alkaloid, saponin, pati, damar atau getah, dan lemak. Rimpang temu hitam merupakan salah satu tanaman obat tradisionalyang dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing (anthelmintik). Kurkuminoid yang terkandung di dalamnya memiliki efek farmakologi sebagai antitoksin. Flavanoid yang tekandung di dalamnya berkhasiat sebagai antihipertensi, merangsang pembentukan estogen, antifungal, dan insektisida.

Temu hitam untuk pengobatan

  1. Penyakit kulit (kudis, ruam, borok, dsb)
  • Rimpang temu hitam sebesar jari ditumbuk. Campur hasil tumbukan tersebut dengan minyak kelapa lalu bentuklah seperti tapal. Tempelkan tapal tersebut pada bagian yang sakit. Akan lebih baik jika penderita penyakit kulit juga minum air rebusan temu hitam.
  1. Menambah nafsu makan
  • Rimpang temu hitam secukupnya, diparut kemudian diperas. Minum air hasil perasan tersebut.
  1. Khasiat lain
  • Temu hitam di Indocina digunakan sebagai obat mulas dan peluruh angin. Di Indonesia, rebusan temu hitam banyak digunakan untuk mengobati penyakit dalam.