Jamupedia

Menjadikan Jamu Sebagai Hilirisasi Industri Rempah Indonesia

"Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, kini saatnya Indonesia beralih dari negara pengekspor bahan mentah. Sudah waktunya Indonesia menjadi penghasil bahan jadi dengan nilai jual lebih tinggi"

Diterbitkan oleh : Farida  -  06/04/2022 11:01 WIB

3 Menit baca.

Jamu di Indonesia yang berawal dari kekayaan budaya bangsa kini sudah bertumbuh menjadi sebuah industri besar yang strategis dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun, kalau dikembangkan dengan lebih maksimal lagi, industri jamu bisa menjadi nilai tambah dari industri rempah Indonesia. 

Sumber: www.klikdokter.com

Hal ini senada dengan imbauan Presiden Joko Widodo agar Indonesia segera keluar dari negara pengekspor bahan mentah. Kini waktunya Indonesia memproses bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi agar memiliki nilai tambah berlipat-lipat.

Dalam istilah dunia industri, jamu dan rempah itu memiliki hubungan backward linkage. Istilah tersebut berarti sebuah produk memerlukan produk lainnya agar bisa memiliki nilai tukar yang lebih tinggi. Bahan baku industri jamu di tanah air hampir sekitar 99%-nya diambil dari sektor pertanian rempah yang juga ada di tanah air. Tentunya saat dijual harga jamu akan lebih tinggi dari harga rempah, oleh karena itu bisa dikatakan kalau jamu mampu memunculkan faktor kali berlipat-lipat yang bagus untuk pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

 

Kebanyakan orang awam mungkin sudah menganggap kalau industri jamu di Indonesia sudah besar. Kesimpulan tersebut diambil dari industri-industri jamu yang sudah tumbuh besar dan memiliki pasar internasional. Namun apabila dibandingkan dengan nilai ekspor industri rempah, industri jamu Indonesia masih kalah jauh. 

Berdasarkan data nilai ekspor tahun 2020, nilai ekspor rempah di Indonesia mencapai angka US$218,96 juta atau sekitar Rp3,1 triliun (berdasarkan nilai tukar saat artikel ditulis). Sedangkan nilai ekspor jamu hanya mencapai US$4,2 juta atau sekitar Rp60,5 miliar. Berdasarkan data dari trademap.org, nilai ekspor jamu di Indonesia baru 2% jika dibandingkan dengan ekspor rempah.

Imbauan Presiden

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan hasil alam, baik hasil dari pertambangan hingga pertanian. Melalui potensi tersebut Presiden Joko Widodo mengimbau agar Indonesia bisa segera keluar dari ketergantungan mengekspor komoditas mentah.

Sumber: www.tokopedia.com

“…Era kejayaan komoditas bahan mentah sudah berakhir, dan kita harus berani mengubah struktur ekonomi yang selama ini berbasis komoditas untuk masuk ke hilirisasi!” ungkap Presiden Joko Widodo dalam pidato groundbreaking Pabrik Baterai Listrik Pertama di Indonesia di Karawang, 15 September 2021.

Presiden secara terang-terangan memerintahkan agar para pelaku bisnis terkait agar bisa mengubah konsep penjualan dari hanya menjual bahan mentah ke luar negeri menjadi proses hilirisasi mutlak. Nanti ke depannya yang dijual keluar negeri bukan lagi rempah mentah, namun produk turunannya, salah satunya berbentuk jamu.

“Sudah saatnya Indonesia bisa melepas ketergantungan pada ekspor komoditas mentah dan mengembangkannya menjadi barang setengah jadi dan barang jadi,” tambah Presiden Joko Widodo.

Jamu sangatlah pantas untuk dijadikan prioritas dalam upaya hilirisasi industri ini. Jamu merupakan teknik pengolahan rempah yang bertujuan untuk menjaga kesehatan hingga mengobati berbagai penyakit. 

Untuk mencapai tujuan ini diperlukan kesepahaman dari berbagai pihak terkait. Setelah itu juga perlu semakin digencarkan penelitian untuk menghasilkan data-data empiris terkait khasiat jamu. Melalui khasiat yang sudah terbukti secara ilmiah, maka jamu akan lebih bisa diterima oleh dunia internasional.